NEWS

Jelang Ramadan, Masyarakat Diminta Perhatikan Potensi Penularan Covid

Angka reproduksi virus, positivity rate, dan vaksinasi.

Jelang Ramadan, Masyarakat Diminta Perhatikan Potensi Penularan CovidJuru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito. (dok. Satgas Penanganan Covid-19)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, meminta masyarakat tetap berhati-hati dalam beraktivitas dan mencegah potensi penularan virus menjelang bulan Ramadan.

Dia mengatakan, terdapat tiga indikator yang perlu diperhatikan, seperti penekanan angka reproduksi virus (rt), penurunan positivity rate dengan meningkatkan testing di masyarakat, dan peningkatan vaksinasi di masyarakat.

Angka reproduksi virus (rt)merupakan pengukuran epidemiologis yang menggambarkan potensi penularan virus di tengah masyarakat. “Data per 24 Maret, menunjukkan penurunan di seluruh pulau besar di Indonesia. Penurunan paling besar di Nusa Tenggara, dari 1,14 menjadi 1,01,” ujarnya saat menyampaikan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia, Selasa (29/3).

Menurtnya, angka rt harus ditekan hingga ada di bawah 1, terutama di wilayah yang jadi asal dan tujuan mudik.

Wiku melanjutkan, positivity rate di tingkat nasional adalah 5,20 persen, turun dari minggu sebelumnya di angka 8,81 persen. Bahkan, angka ini turun jauh bila dibandingkan saat puncak Omicron yang sempat mencapai 17 persen. Sayangnya, penurunan ini juga diikuti turunnya jumlah orang yang diperiksa, baik dengan PCR maupun antigen.

Pekan ini, Satgas mencatat ada 700.000 orang diperiksa dengan PCR 185.000 dan antigen 115.000. Angka ini terbilang rendah, mengingat pada puncak Omicron lalu, jumlah orang diperiksa mencapai lebih dari 2 juta. 

“Angka testing harus kita tingkatkan, agar tidak ada orang positif yang tidak teridentifikasi di tengah-tengah kita," ujarnya. 

Terkait perkembangan vaksin, Wiku menyampaikan bahwa dosis pertama sudah mencapai 72 persen dari populasi dan dosis kedua sudah mencapai 58 persen populasi. Sedangkan, untuk vaksin booster kini baru mencapai 7 persen populasi.

“Vaksin dosis kedua harus ditingkatkan hingga 70 persen, dan vaksin booster harus ditingkatkan pada populasi rentan dan lansia,” katanya.

Kuncinya adalah proteksi maksimal dan berlapis

Penggunaan masker saat isolasi. (ShutterStock/JI-Jukrachai)

Wiku mengatakan, kunci ibadah tenang dan aman di bulan Ramadan adalah dengan proteksi maksimal dan berlapis. Masyarakat diimbau segera melakukan testing ketika mulai timbul gejala, melengkapi vaksin hingga ke booster, ditambah disiplin melakukan berbagai protokol kesehatan.

Bila semua hal ini dilakukan, diharapkan masyarakat akan menciptakan situasi mudik dan berlebaran yang semakin aman dari penularan Covid-19. “Dengan ini diperlukan kesiapan untuk melakukan berbagai aktivitas, khususnya peribadatan atau tradisi rutin,” ujarnya.

Sekilas aturan-aturan yang akan diterapkan pada saat ramadan

Ilustrasi Suasana Ramadan. Shutterstock/Billion Photos