Jokowi dan PM Vietnam Bahas Target Perdagangan US$15 Miliar Pada 2028
Bisa tercapai kalau restriksi perdagangan bisa dikurangi.

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinch, guna membahas sejumlah upaya mencapai target perdagangan US$15 miliar pada 2028.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyampaikan bahwa kedua pemimpin negaraoptimistis atas target yang ditetapkan. “Dapat terpenuhi dengan syarat bahwa semua restriksi perdagangan atau hambatan perdagangan dapat dikurangi kalau tidak bisa dihilangkan sepenuhnya,” ujarnya seperti dikutip dari laman Setkab, Rabu (10/5).
Selain itu, kata Retno, Indonesia dan Vietnam juga menyepakati negosiasi soal perjanjian investasi bilateral (bilateral investment treaty) antara kedua negara, seiring dengan meningkatnya investasi dari kedua belah pihak. “Kedua pemimpin juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang energi baru terbarukan,” katanya.
Zona Ekonomi Eksklusif

Terkait isu Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Indonesia dan Vietnam, Retno mengungkapkan bahwa kedua pemimpin sepakat untuk segera menyelesaikan pengaturan pelaksanaan dan proses ratifikasi.
“Kedua pemimpin sepakat agar implementing arrangement dan proses ratifikasi dapat segera diselesaikan. Selain itu, Bapak Presiden juga menyampaikan agar MoU mengenai kelautan dan perikanan dapat diselesaikan segera,” ujar Menlu.
Target baru

Nilai perdagangan US$15 miliar merupakan target baru yang ditetapkan seiring peningkatan perdagangan Indonesia-Vietnam 9,77 persen dalam lima tahun terakhir. Adapun, nilai perdagangan sekitar US$10 miliar yang semula ditargetkan dicapai pada 2023 berhasil terealisasi pada 2021, bahkan melampaui perkiraan yakni sebesar US$11,06 miliar.
Dalam keterangan di akun media sosial Instagram @erickthohir, Menteri BUMN, Erick Thohir, menyebutkan potensi kerja sama antara Indonesia dan Vietnam bisa terjadi, baik di sektor perdagangan, energi baru terbarukan, kelautan dan perikanan. Vietnam adalah salah satu mitra strategis bagi Indonesia sejak 2013, baik secara bilateral, maupun di kawasan ASEAN.