Jokowi: Ekspor dan Investasi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Langkah itu perlu pengawalan di lapangan.

24 October 2023
Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan perlunya menjaga pertumbuhan ekspor dan investasi. Hal ini merupakan kunci menjaga pertumbuhan ekonomi di masa transisi.
“Basis pertumbuhan ekonomi kita masih di konsumsi. baik konsumsi pemerintah maupun konsumsi swasta. Tetapi kita harapkan kalau kita bisa meningkatkan ekspor kita, meningkatkan investasi kita,” ujarnya usai membuka Investor Daily Summit 2023, Selasa (24/10).
Menurutnya, kedua hal itu merupkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Negara juga telah memiliki arah yang jelas bagi sektor ekonomi di masa transisi di tengah berbagai ketidakpastian global.
“Hilirisasi misalnya, peta jalan untuk minerbanya seperti apa, setelah disetop nikel, kemudian setop tembaga, kemudian setop bauksit, kemudian setop timah,” katanya. “
Strategi hilirisasi juga dapat berlanjut di sektor lainnya, seperti bidang perkebunan, pertanian, kelautan, dan sebaaginya.
Kawal implementasi
Jokowi menuturkan, kunci dari keberlanjutan seluruh upaya yang dilakukan bukanlah pada tatar kebijakan makro, namun bagaimanan bisa mengawal implementasi. “Kerja detail, dicek yang detail, kerja lapangan, diawasi dan dicek di lapangan. Artinya, kerja mikro itu sangat penting sekali. The bottlenecking diselesaikan,” ujarnya.
Proses pengawasan diperlukan untuk memastikan berbagai pekerjaan dilakukan sesuai dengan arah kebijakan pemerintah. Bahkan, setiap Kementerian dan Lembaga harus punya tim khusus untuk melakukan hal ini, terutama yang terdiri dari anak-anak muda.
APBN
Meski situasi global terlihat makin sulit, dengan berbagai pelemahan yang terjadi, Presiden mengajak masyarakat untuk tetap bersyukur, karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen. Situasi aman ini juga berlaku di sektor riil, sektor keuangan, termasuk soal inflasi. Pertumbuhan kredit pun masih cukup baik, yaitu di 8,69 persen.
Dari sisi APBN, Jokowi mengatakan situasinya masih raman. Menurut laporan yang ia terima, Menteri Keuangan per 13 Oktober masih menggenggam anggaran Rp616 triliun.
“Jadi masih untuk nafas panjang sampai 2024 masih, masih aman. Dan, kalau pagi ketemu Bu Sri Mulyani masih tersenyum, saya juga di hati saya masih tenang saya. Tapi kalau sudah enggak ada senyumnya, itu mesti kita tanda tanya,” ujarnya.
Sementara, dari sisi penerimaan negara, khususnya pajak, Jokowi juga melihat masih ada pertumbuhan 5,6 persen dari baseline tahun lalu. Hal ini mengindikasikan, orang masih bayar pajak, dan berarti bisnis yang dilakukan masih berjalan baik. “Asal penerimaan negara masih tumbuh, penerimaan pajak masih tumbuh, ya itu lah berarti ekonomi kita masih baik,” katanya.