ESDM Pacu Lifting Migas dan Pasokan Listrik untuk Ketahanan Energi

- Kementerian ESDM siapkan strategi untuk memperkuat ketahanan energi, termasuk pemerataan ketersediaan energi, ketergantungan pada impor energi, dan komitmen mencapai bauran 23% EBT pada 2025 dan NZE pada 2060.
- Kementerian ESDM akan menggenjot lifting migas dengan target lifting minyak 1 juta barel per hari dan lifting gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari. Pembangunan infrastruktur pipa gas juga terus dipacu.
- Pemerintah telah mengesahkan RUPTL PT PLN untuk periode 2025-2034 dengan target penambahan pembangkit listrik sebesar 69,5 GW, transmisi 47.758 km sirkuit
Jakarta, FORTUNE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan sejumlah trategi untuk memperkuat ketahanan energi.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot membeberkan saat ini sektor energi nasional masih dihadapkan sejumlah tantangan. Misalnya pemerataan ketersediaan energi di seluruh pelosok nusantara, tingginya ketergantungan pada impor energi, hingga adanya ketidakpastian global akibat konflik di negara-negara produsen sumber energi.
Di saat yang sama, beban fiskal Pemerintah yang cukup berat serta tingginya subsidi energi turut menambah kompleksitas, ditambah komitmen untuk mencapai bauran 23% Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada 2025 dan Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
"Berbagai strategi dan kebijakan yang telah disiapkan demi mewujudkan tujuan ketahanan dan swasembada energi sebagai kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Yuliot, Rabu (9/7).
Oleh karenanya, Kementerian ESDM akan terus menggenjot lifting migas. Pada 2030, ESDM menargetkan lifting minyak bisa mencapai 1 juta barel per hari (bopd) dan lifting gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD). Pembangunan infrastruktur pipa gas pun terus dipacu, antara lain pipa Cirebon-Semarang (Cisem) sepanjang 325 km dan Dumai-Sei Mangke (Dusem) sepanjang 555 km.
Selain itu untuk meningkatan pasokan listrik, pemerintah telah mengesahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034, dengan mematok target penambahan pembangkit sebesar 69,5 gigawatt (GW), transmisi 47.758 kilometer sirkuit, serta gardu induk dengan kapasitas total 107.950 Mega Volt Ampere (MVA).Selanjutnya, pemanfaatan EBT juga terus diperluas.
Untuk penambahan program biodiesel, Yuliot menyebut selain ada ketahanan energi, akan tercipta juga peningkatan lapangan kerja dalam program mandatori biodiesel ini.
Pemerintah menetapkan mandatori biodiesel 40% (B40) pada 2025 dan menargetkan B50 pada 2026. Pada 2034, penambahan kapasitas EBT di sektor kelistrikan nasional diproyeksikan mencapai 42,6 GW. Untuk mendukung program ini, Pemerintah aktif melakukan evaluasi kesiapan industri serta ketersediaan bahan baku.