NEWS

Ratusan Juta Orang Terancam Kelaparan Parah, ICRC Serukan 3 Hal Ini

Konflik Rusia-Ukraina perburuk krisis pangan yang sudah ada.

Ratusan Juta Orang Terancam Kelaparan Parah, ICRC Serukan 3 Hal IniIlustrasi anak-anak yang kelaparan. (Pixabay/Billycm)
14 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Komite Palang Merah Internasional (International Committee Of The Red Cross/ICRC) mengatakan, ada ratusan juta orang berisiko menghadapi ancaman kelaparan parah dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini disebabkan krisis pangan dan energi yang semakin meluas di sejumlah negara selama beberapa waktu terakhir buntut konflik geopolitik. 

ICRC pun menyerukan tiga hal yang dianggap krusial dalam kerawanan pangan di dunia. Melansir laman ICRC, Kamis (14/7), seruan pertama mengenai tanggung jawab utama pihak yang berkonflik atas terpenuhinya kebutuhan dasar warga sipil di wilayah yang dikuasainya. Mereka harus melindungi tanaman, ternak, struktur air dan fasilitas kesehatan, yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup penduduk.

Kedua, pendanaan untuk mengatasi krisis pangan harus segera ditingkatkan demi menyelamatkan nyawa. Begitu juga tindakan jangka panjang untuk mengelola risiko dan memperkuat ketahanan dalam mencegah krisis selanjutnya. Semua negara di dunia harus memastikan akses bantuan bagi negara yang terkena dampak konflik, termasuk dukungan pertanian cerdas iklim dan praktik penggembalaan.

Seruan ketiga berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan kemanusiaan, baik untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Menurut ICRC, kapasitas seluruh pihak harus bisa ditingkatkan, mulai dari lembaga kemanusiaan dan pembangunan, lembaga keuangan, hingga berbagai otoritas lokal dan regional terkait krisis.

Dampak konflik Rusia-Ukraina

Konflik Rusia-Ukraina.
Konflik Rusia-Ukraina. (Shutterstock/Tomas Ragina)

ICRC menyatakan, konflik Rusia-Ukraina berperan besar pada meningkatnya harga bahan bakar, pupuk, dan bahan pangan di seluruh dunia. Terhambatnya rantai pasok dan aksi saling lempar sanksi perdagangan antar kubu yang bertikai, berdampak luas pada negara-negara yang justru tak terlibat dan tidak memiliki konflik kepentingan.

Direktur Jenderal ICRC, Robert Mardini, menyampaikan bahwa sebagian negara di dunia, terutama di wilayah Afrika dan Timur Tengah, sedang berjuang untuk bertahan dalam krisis pangan.

“Konflik bersenjata, ketidakstabilan politik, guncangan iklim, dan dampak sekunder dari pandemi Covid-19 telah melemahkan kapasitas untuk bertahan dan pulih dari guncangan. Dampak lanjutan dari konflik bersenjata di Ukraina telah membuat situasi yang sudah kritis menjadi lebih buruk,” ujarnya.

Negara-negara yang menderita krisis pangan

Pekerja menunjukkan kedelai impor yang harganya melambung di sentra industri tahu dan tempe Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta, Senin (21/2/2022). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.

Related Topics