NEWS

Suhu Bumi Tercatat Jadi yang Terpanas di Tahun 2023, Waspadalah!

Tahun 2024 diperkirakan bisa jadi lebih parah.

Suhu Bumi Tercatat Jadi yang Terpanas di Tahun 2023, Waspadalah!Ilustrasi Global Warming (Netivist.org)
10 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tahun 2023 jadi masa dengan Suhu Bumi terpanas yang pernah tercatat, dengan rerata 1,48 derajat Celsius lebih hangat dari pada suhu sebelum masa industri–sekitar 1850. Kondisi tersebut bahkan diperkirakan akan semakin parah tahun ini. 

The EU's Copernicus Climate Change Service, mengungkapkan bahwa 2023 jadi tahun terpanas yang pernah tercatat dibandingkan masa pra industri. Suhu permukaan udara rata-rata global pada 2023 mencapai 14,98 derajat Celsius atau meningkat 0,17 derajat Celsius dari rekor yang pernah tercapai di 2016.

Direktur Copernicus, Carlo Buontempo, mengatakan situasi panas yang terjadi sebagai perubahan yang dramatis. “Ini adalah sebuah kenyataan tentang tentang seberapa jauh kita sekarang dari iklim di mana peradaban kita berkembang,” ujarnya seperti dikutip dari pemberitaan Sky News, Selasa (9/1).

Rekor yang dipecahkan tahun lalu merupakan tanda bahwa dunia semakin dekat untuk mencapai pemanasan hingga 1,5 derajat Celsius, seperti batas yang disepakati negara-negara dalam Perjanjian Paris. Bila melewati batas ini, maka dampak iklim pun menjadi semakin sulit untuk diadaptasi.

Bukan hanya di udara, kajian Copernicus juga mengungkapkan bahwa es laut Antartika mencapai rekor terendah sepanjang tahun dalam delapan dari 12 bulan yang berlangsung di tahun 2023. Sementara itu, suhu permukaan laut rata-rata global mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun sejak April hingga akhir tahun.

Tahun 2024 bisa lebih parah

Profesor Richard Betts dari Met Office mengatakan, aktivitas manusia dengan cepat memanaskan planet ini, terutama dengan membangun gas rumah kaca di atmosfer dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan.

Hal ini pun diperparah dengan transisi ke pola cuaca pemanasan yang disebut El Nino, ketika panas dari lautan, khususnya Pasifik khatulistiwa tengah-timur, terlepas ke atmosfer.

Rekan Betts, yakni Dr Nick Dunstone, memperkirakan El Nino yang kuat di Pasifik akan berdampak pada suhu global hingga 2024. Kondisi ini bisa menyebabkan lebih banyak lagi cuaca ekstrem, seperti yang dialami tahun lalu.

“Oleh karena itu, kami memperkirakan tahun 2024 akan menjadi tahun yang memecahkan rekor, dengan kemungkinan suhu melebihi 1,5 derajat Celcius untuk sementara waktu (dan) pertama kalinya," kata Dunstone.

Kondisi Indonesia

Mengacu pada apa yang disampaikan oleh Dunstone, kemungkinan cuaca panas ekstrem pun bisa kembali dialami oleh sejumlah kota di Indonesia, seperti Tangerang pada 2023 silam. Sejak pertengahan tahun lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu maksimum di kota seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, bahkan bisa mencapai kisaran 35-38 derajat Celsius.

Semarang dan Majalengka juga pernah menjadi daerah yang paling mendidih pada 25 - 29 September 2023 dengan suhu panas yang mencapai 38 derajat Celsius.

Pada masa-masa itu, Kepala BMKG Kota Tangerang, Suwardi, menjelaskan bahwa suhu panas ekstrem yang terjadi dipengaruhi oleh adanya awan pendek, tapi tipis. “Penyinaran itu betul-betul sempurna sampai ke bawah, tidak ada halangan. Jadi menyebabkan panas yang luar biasa di sekitaran Tangerang," katanya, (13/5).

Memang, ada sejumlah alasan, seperti fase musim kemarau, posisi matahari, hingga Tingkat pertumbuhan awan yang minim. Namun, tren perubahan iklim juga jadi salah satu penyebab suku panas ekstrem yang tak kunjung mereda. Dan bila ini tidak segera diatasi, apa yang disampaikan Dunstone pun akan berdampak lebih buruk lagi.

Related Topics