Mengenal Xylobands, Gelang Cahaya Menjadi Ikon Konser Coldplay

Jakarta, FORTUNE – Coldplay bakal menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) 15 November 2023. Pada setiap penampilannya, ada satu ciri khas yang berasal dari cahaya penonton yang berasal dari aksesori gelang yang disebut Xylobands.
Sejak 2012–Xylobands sudah jadi atribut penting dalam penyelenggaraan konser Coldplay. Berbeda dengan lightstick yang biasa digunakan para penonton konser musik K-Pop, gelang cahaya ini bukan sekadar membuat suasana semarak, namun juga mengikuti irama musik yang dimainkan Coldplay, sehingga kesan yang muncul jadi lebih dramatis.
Gelang cahaya itu sudah jadi bagian dari setiap konser Coldplay. Para penonton berkesempatan menggunakannya, namun sifatnya hanya dipinjamkan. Melansir beberapa sumber, berikut beberapa fakta terkait Xylobands.
Cara kerja

Mengutip laman resmi Xylobands, nyala dari gelang ini berasal dari dioda pemancar cahaya dan penerima frekuensi radio yang akan menyalakan lampu-lampu di dalamnya. Gelang ini memancarkan pola lampo LED dengan warna RGB yang berubah-ubah.
Berbeda dengan lightstick yang hanya sekadar menyala, Xylobands dikendalikan oleh panitia konser, untuk memnghasilkan berbagai efek warna menyala di barisan penonton, saat lagu-lagu Coldplay dimainkan.
Panitia biasanya mengaktifkan gelang ke dalam beberapa grup terpisah dan mengirimkan kontrol individual ke setiap bagian, untuk memungkinkan terciptanya efek canggih seperti gelombang, blok warna, dan bisa digunakan untuk memilih pemenang dalam kompetisi individu.
Gelang Xylobands memiliki masa pakai baterai sekitar 18-19 jam. Jangka waktu pemakaian ini bisa diperpanjang sekitar 3 minggu melalui mode hemat daya. Gelang ini kini diproduksi oleh RB Concepts Ltd., sebuah perusahaan yang didirikan oleh pengusaha bernama Clive Banks.
Karya pembuat alat bantu seks

Dalam wawancaranya bersama media NME pada 2011, vokalis Coldplay, Chris Martin, mengungkapkan kisah di balik penggunaan Xylobands pada konser Coldplay. Uniknya, perangkat ini dibuat oleh Jason Regler, yang dikenal sebagai pembuat alat bantu seks pada telepon selular. “Dia (Regler) datang ke Glastonbury musim panas ini dan dia punya ide saat kami tampil untuk membuat glowband ini,” katanya.
Sementara, Jason Regler mengatakan bahwa ide gelang cahaya ini tercetus saat ia menonton penampilan Coldplay, yang membawakan lagu Fix You, terutama pada lirik ‘lights will guide you home’. Ia merasa tergerak untuk membuat sesuatu berdasar lirik itu, apalagi suasana hati Regler kala itu sedang kurang baik.
Regler pun segera mewujudkan idenya dengan membuat perangkat gelang yang bisa menyala secara terkendali. "Saya memutuskan untuk memberanikan diri dan mengatakan kepadanya tentang ide yang sudah lama saya miliki untuk Coldplay. Yaitu tentang gelang. Dan semuanya berjalan begitu saja dari sana," katanya.
Gelang Xylobands pun pertama kali digunakan dalam acara konser Coldplay Mylo Xyloto Tour di Madrid, Spanyol, tahun 2012. Kini Regler dan Coldplay memegang hak paten atas desain gelang ini, bahkan menjadi salah satu perangkat ikonik di setiap penampilan band yang memiliki ratusan juga penggemar di seluruh dunia ini.
Xylobands di Jakarta

Belum ada kepastian apakah Xylobands akan dihadirkan kembali pada konser Coldplay di SUGBK. Namun, para penggemar Chris Martin dkk sudah banyak yang menanti suasana dramatis yang ditampilkan gelang cahaya ini.
Pada awal penggunaan gelang ini, Xylobands dijual dengan harga 3 Poundsterling atau sekitar Rp55.000 per itemnya. Namun, pada akhirnya Coldplay hanya meminjamkannya kepada penonton. Meski demikian, masih ada beberapa penonton nakal yang diam-diam mengambil Xylobands.