NEWS

Membujuk Gen Z yang Keras Kepala untuk ke Kantor

62 persen CEO mau Gen Z bisa ke kantor sepenuhnya.

Membujuk Gen Z yang Keras Kepala untuk ke Kantorilustrasi mesin fotokopi di kantor (pexels.com/Andrea Piacquadio)
10 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Hari-hari ini, menjadi pemimpin perusahaan berarti harus bisa sepenuhnya menerapkan keseimbangan. Hal tersebut harus pula diterapkan untuk menangani para pekerja dari Generasi Z yang dikenal sulit diatur untuk kembali bekerja di kantor. 

Ada survei oleh perusahaan jasa, KPMG, yang dilangsungkan di Amerika Serikat terhadap para CEO mengenai kepegawaian. Hasilnya, 62 persen CEO yang ditanyai pendapatnya menyatakan keinginannya untuk dapat membawa para pegawainya dapat bekerja di kantor sepenuhnya dalam tiga tahun ke depan. 

Pada saat bersamaan, para CEO tersebut berupaya untuk mencari tahu bagaimana membangun hubungan dengan angkatan kerja dari Generasi Z, atau lazim disebut Gen Z, itu. Pasalnya, mereka memiliki definisi tersendiri mengenai sukses dan ambisi, dan tidak tertarik mendaki tangga karier tradisional. 

"Saya mencemaskan masalah karier," kata Kim Seymour, direktur masalah HR dari Etsy, sebagaimana dikutip Fortune.com. "Sebagai orang HR, saya khawatir dalam urusan karier dan pengembangan, dan siapa yang [berikutnya berkiprah]. Sebab, saya yakin bahwa [generasi pemimpin] selanjutnya takkan muncul dari kenyamanan." 

Namun, ada satu solusi yang kemungkinan telah diupayakan perusahaan untuk menarik minat para pegawai muda untuk kembali ke kantor. Jajak pendapat sama dari KPMG pun menemukan bahwa 90 persen CEO yang disurvei juga berencana memberikan imbalan kepada para karyawan yang mau kembali ke kantor dengan promosi dan kenaikan pangkat. 

Menurut para panelis survei, memberikan 'reward' kepada generasi pekerja termuda saat ini jauh lebih efektif ketimbang mengancam mereka dengan hukuman. 

"Saya tidak yakin Gen Z ini dapat disuruh-suruh," kata Maryam Banikarim, co-founder NYCNext, juga founder dan managing partner MaryamB, sekaligus moderator panel tersebut. 

Dia ingat baru saja berurusan dalam kemitraan nirlaba untuk New York City dalam upaya meremajakan salah satu bagian kota Manhattan dan membawa kembali para pekerja ke kantor. Dia menyadari para pemimpin perusahaan memakai mobil dinas untuk berkomuter rumah-kantor dan sebaliknya, dan meminta para pekerja lebih muda untuk melakukan kegiatan yang sama dengan transportasi umum. 


 

Kreativitas Roblox

Christina Wootton, Direktur Kemitraan Roblox, menyamakan kegiatan melibatkan diri dengan para pekerja dengan pelibatan audiens. Dia menggarisbawahi pentingnya manfaat unik yang dapat disodorkan kepada audiens yang tidak mereka dapatkan dari tempat lain. 

"Kira-kira sama dengan pemberi kerja atau manajer. Jika mereka datang ke kantor dan hanya duduk di mejanya, menulis serta membalas email, kenapa harus [ke kantor]?" kata Wootton. 

Para pemberi kerja justru dapat berfokus untuk menawarkan hal berbeda dari apa yang para pekerja bakal dapat dari bekerja dari rumah: apakah itu menghadiri seminar kepemimpinan, atau terlibat dalam tim lintas fungsi.
"Mungkin hal semacam itu tidak berlaku secara harian, tapi merupakan hal yang bagi mereka berbeda ketimbang [bekerja] dari rumah seorang diri," ujarnya. 

Related Topics