Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,21 persen secara month-to-month (mtm) pada Agustus 2022, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,57. Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan deflasi ini merupakan yang terdalam sejak September 2019.
"Pada September 2019 terjadi deflasi sebesar 0,27 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (1/9). Meski demikian, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Agustus) 2022 tercatat sebesar 3,63 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021) sebesar 4,69 persen.
Dari 90 kota IHK yang disurvei, 79 kota mengalami deflasi dan 11 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,65 persen dengan IHK sebesar 115,34 dan terendah terjadi di Depok dan Kediri masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 113,29 dan 111,01.
Sementara inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 0,82 persen dengan IHK sebesar 114,65 dan terendah terjadi di Bekasi sebesar 0,12 persen dengan IHK sebesar 113,74.
Margo menuturkan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada beberapa indeks kelompok pengeluaran, antara lain: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,80 persen; kelompok transportasi sebesar 0,08 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,58 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,25 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,21 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,85 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,33 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,29 persen.