Jepang Bantu Bill Gates Bangun Reaktor Nuklir Tercanggih
Terus melaju, tidak terpengaruh bencana Fukushima 2011.
Jakarta, FORTUNE- Badan Energi Atom Jepang (JAEA) dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd akan bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan perusahaan ventura Bill Gates untuk membangun reaktor nuklir berteknologi tinggi di Wyoming. Laporan tersebut dikabarkan oleh harian Yomiuri pada Sabtu (1/1).
Dilansir dari Reuters pada Senin (3/1), pihak terkait akan menandatangani kesepakatan pada awal Januari. Menurut beberapa sumber yang dikutip Yomiuri, JAEA dan Mitsubishi Heavy Industries akan memberikan dukungan teknis dan data dari reaktor canggih Jepang sendiri.
Persaingan AS dengan Cina dan Rusia
Pembangunan reaktor ini turut dipengaruhi persaingan AS dengan Cina dan Rusia—yang juga punya misi untuk mengekspor nulklir dan membangun reaktor canggih.
TerraPower, sebuah perusahaan tenaga nuklir canggih yang didirikan oleh Gates, akan membuka pabrik Natrium di Wyoming pada 2028. Pemerintah AS akan menyediakan dana untuk menutupi setengah dari proyek senilai US$4 miliar.
TerraPower awalnya mengeksplorasi prospek pembangunan pembangkit nuklir eksperimental dengan Cina National Nuclear Corp milik negara. Namun, perusahaan itu dipaksa untuk mencari mitra baru setelah pemerintahan Donald Trump membatasi kesepakatan nuklir dengan Cina.
Sejarah kelam bencana nuklir Fukushima 2011
Di sisi lain, Jepang memiliki sejarah pahit dalam menonaktifkan reaktor canggih prototipe Monju pada 2016. Proyek ini menelan biaya US$8,5 miliar, tetapi memberikan sedikit hasil dan menuai kontroversi selama bertahun-tahun. Fasilitas Monju sempat mengalami kecelakaan dan melanggar aturan.
Hal itu menambah ketidakpercayaan publik terhadap energi nuklir, setelah sebelumnya terjadi bencana nuklir Fukushima 2011 yang disebut bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl pada 1986. Berbagai negara pun kemudian mengkaji ulang langkah pembangunan reaktor nuklir baru.
Terkini, pemerintah Jerman memutuskan untuk mempercepat penghentian pembangkit listrik tenaga nuklir secara bertahap menyusul kehancuran reaktor Fukushima Jepang pada tahun 2011 ketika gempa bumi dan tsunami melanda.
Jerman tutup tiga reaktor nuklir
Dilansir dari Reuters, Jerman menghentikan tiga dari sisa enam pembangkit listrik tenaga nuklir, pada Jumat (31/12). Langkah itu adalah bagian dari upaya Jerman menarik diri dari tenaga nuklir karena mengalihkan fokus ke energi terbarukan.
Tiga pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditutup, yakni Reaktor Brokdorf, Grohnde dan Gundremmingen C. Tiga proyek yang dijalankan oleh utilitas E.ON dan RWE tersebut telah beroperasi 35 tahun.
E.ON memperkirakan total biaya pembongkaran sebesar 1,1 miliar euro atau US$1,25 miliar per pabrik. Proses pembongkaran ini diharapkan akan selesai pada 2040.
Pada 2020, E.ON membuat provisi sebesar 9,4 miliar euro untuk fase pasca operasi nuklir. Termasuk di antaranya pembongkaran fasilitas, pengemasan, dan pembersihan limbah radioaktif.
Selanjutnya akan menyusul penutupan tiga pembangkit listrik tenaga nuklir lain, yaitu Isar 2, Emsland, dan Neckarwestheim II. Ketiganya bakal dimatikan pada akhir 2022.
Jerman menghadapi target iklim yang ambisius dan kenaikan harga listrik. "Untuk industri energi di Jerman, penghentian nuklir adalah final," kata Kerstin Andreae, Head of Bundesverband der Energie und Wasserwirtschaft (BDEW), asosiasi industri energi Jerman.