NEWS

Pandemi Dorong Pertumbuhan Transaksi Digital

Konsumen di Indonesia siap beralih ke pembayaran digital.

Pandemi Dorong Pertumbuhan Transaksi DigitalIlustrasi pembayaran digital. Shutterstock/buffaloboy
25 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pandemi Covid-19 telah mempercepat disrupsi digital. Riset dari ACI Worldwide dan YouGov menunjukkan pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor utama peningkatan permintaan konsumen terhadap pembayaran digital dan seketika (real-time) di Indonesia.

Menurut laporan tersebut, sebanyak 55% konsumen di Indonesia memilih metode pembayaran digital yang terhubung ke rekening bank mereka (seperti sistem QRIS) sebagai cara pembayaran yang lebih disukai pada 2021. Ini sedikit di bawah penggunaan dompet digital seperti Gopay, OVO, Dana, dan LinkAja (72%), serta uang tunai (68%).

Kurangi sentuhan langsung

Perbankan Digital
ShutterStock/Chan2545

Pergeseran ke arah pembayaran digital dipercepat oleh perubahan kebiasaan masyarakat yang cenderung mengurangi sentuhan langsung. Seperlima konsumen di Indonesia telah mengurangi metode pembayaran tradisional seperti uang tunai, kartu kredit, dan kartu debit sejak Covid-19 merebak. Selain itu, keinginan untuk menggunakan metode pembayaran nontunai meningkat.

Hampir separuh konsumen (47%) kini menggunakan pembayaran yang terhubung dengan rekening bank—seperti QRIS. Karena perubahan teknologi yang cepat, saat ini konsumen mengharapkan pengalaman yang mengutamakan versi mobile dan seketika, tapi aspek pembayaran kerap tertinggal.

Perkembangan pembayaran digital dan seketika membuat konsumen, pedagang, dan lembaga keuangan dapat melakukan pembayaran kepada teman dan pelanggan/nasabah, membayar tagihan, dan mentransfer uang secara instan.

Dalam sebuah seminar daring pada Maret, Filianingsih Hendarta, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), mengatakan pandemi memicu pergeseran transaksi khalayak luas. 

“Masyarakat jadi semakin terbiasa untuk melakukan transaksi digital di tengah terbatasnya aktivitas fisik,” ujarnya. “Ini terbukti dari peningkatan signifikan di transaksi e-commerce, digital banking, dan uang elektronik”. 

Filianingsih melontarkan data BI, bahwa pada triwulan IV 2020, transaksi e-commerce naik 28 persen secara kuartalan (q-to-q) dan 49,55% secara tahunan (yoy). 

Respons Bank Indonesia

Bank Indonesia berencana meluncurkan sistem BI-FAST seketika sebagai bagian dari Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (SPI 2025). Sistem ini akan dibangun berlandaskan standar pembayaran digital yang saat ini berlaku melalui sistem QRIS, serta menambah manfaatnya lebih lanjut bagi konsumen, pedagang (merchant), dan bank.

Studi ACI Worldwide dan YouGov juga menyingkapkan harapan konsumen di Indonesia mengenai perluasan manfaat penggunaan pembayaran seketika. Mereka ingin dapat merasakan manfaat tersebut tidak saja di dalam negeri, tapi di luar negeri saat melakukan perjalanan internasional atau berbelanja lintas batas.

Related Topics