Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Efek Perang India-Pakistan ke Indonesia, dari Ekonomi hingga Keamanan

ilustrasi perang india-pakistan.png
Ilustrasi perang India-Pakistan (unsplash.com/Антон Дмитриев)
Intinya sih...
  • Perang India-Pakistan bisa jadi berdampak pada Indonesia dalam beberapa aspek, termasuk ekonomi dan keamanan regional.
  • Ketegangan antara kedua negara dapat memicu kenaikan harga minyak global, menekan nilai tukar rupiah, dan mengganggu perdagangan bilateral dengan Indonesia.
  • Indonesia perlu meningkatkan diplomasi kawasan untuk mencegah eskalasi konflik dan menjaga keamanan WNI di India dan Pakistan.

Jakarta, FORTUNE – Ketegangan India dan Pakistan kembali memanas setelah militer India melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan pada Rabu (7/5). Sebelumnya, serangan udara tersebut dilakukan India sebagai bentuk balasan atas aksi kelompok bersenjata yang menyebabkan puluhan korban sipil di wilayah Kashmir menjadi korban pada April lalu.

Situasi ini langsung memicu kekhawatiran global, termasuk potensi dampaknya terhadap Indonesia. Ketegangan kedua negara dapat berdampak ke berbagai aspek mulai dari ekonomi, stabilitas kawasan, hingga perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di India dan Pakistan.

Melalui pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan posisi pemerintah Indonesia terhadap perkembangan konflik ini.

“Pemerintah Indonesia terus mengamati perkembangan situasi antara India dan Pakistan. Indonesia mendorong kedua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan krisis. Untuk WNI di kedua negara, agar tetap waspada dan menghindari bepergian ke wilayah terdampak dan tempat-tempat yang mungkin menjadi sasaran konflik,” demikian pernyataan Kemenlu RI melalui akun X resmi pada Rabu (8/5).

Efek perang India-Pakistan terhadap Indonesia

Meskipun secara geografis Indonesia cukup jauh dari pusat konflik, perang antara dua kekuatan besar di Asia Selatan ini dapat berdampak secara tidak langsung terhadap Indonesia. Berikut beberapa hal yang perlu diantisipasi.

1. Harga minyak dan stabilitas pasar

Dengan ketergantungan tinggi terhadap impor energi terutama minyak mentah, Indonesia rentan terhadap gejolak harga global. Ketegangan di Asia Selatan berisiko menimbulkan gangguan distribusi yang bisa mendorong lonjakan harga.

Di sisi lain, instabilitas geopolitik juga cenderung membuat investor global mengalihkan dananya dari pasar negara berkembang. Hal tersebut bisa menekan nilai tukar rupiah dan melemahkan pasar modal nasional.

2. Keamanan stabilitas kawasan

Sebagai bagian dari ASEAN dan mitra strategis India maupun Pakistan, Indonesia perlu memperkuat diplomasi kawasan. Ketegangan berkepanjangan berisiko memicu ketidakstabilan regional. Indonesia bisa mengambil peran sebagai pihak netral yang mendorong jalur diplomatik demi mencegah eskalasi konflik.

3. Kekhawatiran lonjakan pengungsi

Jika perang berkembang menjadi konflik berkepanjangan, gelombang pengungsi dari wilayah konflik berpotensi meningkat. Indonesia bersama negara-negara lain bisa terdorong untuk terlibat dalam respons kemanusiaan, baik secara langsung maupun melalui koordinasi multilateral.

4. Keselamatan WNI di India dan Pakistan

Meningkatnya ketegangan membuat situasi keamanan di kedua negara tidak menentu. Beberapa penerbangan komersial internasional mulai mengalami gangguan karena konflik di wilayah udara India-Pakistan.

Ratusan WNI yang tinggal dan bekerja di India maupun Pakistan diimbau lebih waspada serta mengikuti arahan dari perwakilan diplomatik RI.

Perwakilan Indonesia di New Delhi dan Islamabad telah meningkatkan kewaspadaan. Mereka juga bersiap memberikan layanan bantuan dan informasi bagi WNI yang membutuhkan.

5. Investasi dan perdagangan bilateral

India merupakan mitra dagang penting Indonesia. Khususnya mitra dagang dalam sektor farmasi, teknologi informasi, dan tekstil.

Ketegangan ini berpotensi menghambat kelancaran logistik dan perdagangan bilateral. Selain itu, investor dari India dan Pakistan mungkin akan menunda rencana ekspansi atau investasi baru di Indonesia hingga situasi kembali stabil.

Desakan internasional dan sikap Indonesia

Konflik India - Pakistan kali ini dipicu oleh serangan bom pada 22 April di dekat kota wisata Pahalgam, Kashmir. Serangan tersebut menewaskan 26 orang, di mana 25 diantaranya warga India dan satu warga Nepal. Pihak berwenang India menyatakan bahwa serangan berdarah itu dilakukan oleh kelompok bersenjata yang beroperasi dari wilayah Pakistan.

Sebagai tindakan balasan, India meluncurkan operasi militer bernama Operation Sindoor yang menyasar sembilan titik strategis di wilayah Pakistan dan Kashmir bagian utara. Pemerintah Pakistan menyebutkan bahwa serangan India itu menewaskan sedikitnya 21 warga sipil, termasuk anak-anak.

Komunitas internasional termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok telah menyerukan kepada kedua negara untuk menahan diri dan menghindari eskalasi. Mereka khawatir konflik terbuka antara dua negara bersenjata nuklir ini dapat membuka babak baru ketidakstabilan di Asia.

Di satu sisi, Indonesia menegaskan kembali komitmennya pada perdamaian dunia dan pentingnya penyelesaian konflik melalui cara-cara diplomatik. Pemerintah Indoneisa juga telah menyiapkan rencana kontinjensi jika situasi memburuk dan berdampak langsung terhadap kepentingan nasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us