NEWS

Alasan Mentan Minta Anggaran Tambahan Rp5,8 T Sebelum 2024

Mayoritas dana itu untuk pembelian bibit dan alsintan.

Alasan Mentan Minta Anggaran Tambahan Rp5,8 T Sebelum 2024Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kedua kiri) didampingi Wakil Menteri Harvick Hasnul Qolbi (kedua kanan) mengikuti rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/11). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
13 November 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengusulkan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun Anggaran 2023 senilai Rp5,83 triliun. Tambahan anggaran ini untuk program percepatan peningkatan produksi padi dan jagung.

Alasan mengusulkan tambahan anggaran di penghujung 2023, bukan pada tahun depan, karena disebabkan kondisi iklim yang sulit untuk diprediksi.

“Kenapa harus sekarang? Harus saya katakan iklim El-Nino tidak mengenal tahun anggaran. Itu datang begitu saja dan pergi begitu saja. Jadi kita yang menyesuaikan, bukan iklim,” kata dia dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR-RI, Senin (13/11).

Sebab lainnya, menurut Amran, perlunya kepastian dalam menyediakan bibit-bibit tanaman seperti padi dan jagung dalam percepatan tanam ini. Dulu, ia mengungkapkan ada produsen bibit yang telah menyediakan bibit. Namun, karena pos anggarannya dicoret, tidak terjadi transaksi dan terjadi kerugian oleh penyedia.

“Pengusaha butuh tiga bulan menyediakan bibit, begitu Januari-Februari kita percepat bisa percepat tanam. Kalau mulai di Januari tender, maka baru akan mulai tanam di Maret maka hujan sudah pergi,” ujarnya.

Sudah ada izin dari Presiden dan Kemenkeu

Untuk usulan ini, Amran mengatakan telah mendapatkan lampu hijau dari Presiden Joko Widodo dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) lewat Dirjen Anggaran selaku bendahara negara.

Menurut Amran, DJA bakal merealisasikan sebagian ABT yang diusulkan Kementan pada akhir 2023. Adapun untuk keberlanjutan program peningkatan produksi padi dan jagung pada awal 2024, kata Amran, DJA menyarankan agar Kementan melakukan re-prioritas pemanfaatan anggaran 2024.

Oleh karena itu, ia meminta kepada Komisi IV agar dapat menyetujui usulannya tersebut. “Jadi anggaran tahun depan senilai Rp14 triliun tidak berubah. ABT ini benar-benar tambahan untuk persoalan teknis. Betul-betul tambahan untuk 2023-2024,” ujarnya.

Detail ABT senilai Rp5,83 triliun

Terkait dengan usulan ABT Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp5,83 triliun, sebagian besar akan digunakan oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dengan total anggaran Rp3,10 triliun. Anggaran membeli aneka alsintan pascapanen, optimalisasi lahan rawa, dan pembelian pupuk dan pestisida.

Kemudian untuk Ditjen Tanaman Pangan, total anggarannya mencapai Rp2,50 triliun. Dana itu rencananya akan digunakan untuk membeli benih jagung hibrida untuk 1 juta hektare lahan, saprodi jagung hibrida untuk 500 ribu hektare lahan.

Ada juga pembelian saprodi padi untuk mendukung percepatan tanam pada 500.000 hektare lahan, benih padi untuk 150 hektare lahan untuk mendukung optimalisasi lahan rawa, hingga pembelian 380 unit alat mesin pertanian alias alsintan pascapanen.

Melalui refocusing anggaran 2023, ABT dan program akselerasi produksi pangan, Kementan memprediksi produksi beras pada 2024 bisa mencapai 32 juta ton dan menjadi 34 juta ton pada 2025.

Realisasi anggaran Kementan per 10 November tercatat baru mencapai Rp9,66 triliun atau 65,18 persen dari pagu anggaran Rp14,28 triliun. Jika dengan memperhitungkan outstanding kontrak realisasi telah mencapai 75,48 persen

“Selama sisa waktu 2 bulan ini, kami akan mempercepat pelaksanaan program kegiatan dan realisasi serapan anggaran secara signifikan,” kata Amran.

Related Topics