NEWS

Bisnis Ritel Lesu Ketika Pertumbuhan Ekonomi Membaik

Aprindo mengeluhkan pertumbuhan bisnis ritel tak baik.

Bisnis Ritel Lesu Ketika Pertumbuhan Ekonomi MembaikPemerintah melepaskan harga minyak goreng kemasan ke mekanisme pasar . ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
18 August 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan kinerja ritel masih lesu di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik. Sebagaimana diketahui, Indonesia di kuartal II tahun 2023 tumbuh 5,17 persen secara tahunan.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menyebut pertumbuhan cenderung lebih baik pada ritel tradisional. Sebaliknya, pertumbuhan ritel modern justru lesu. Roy mengatakan pada kuartal II tahun 2023 ritel modern hanya tumbuh 1,2 persen. Padahal di kuartal I tahun 2023 masih tumbuh 2,6 persen secara tahunan.

“Ini bertolak belakang karena di sektor ritel modern justru rendah. ini keprihatinan kami melihat angka ini. artinya banyak hal yg sebabkan ini rendah,” kata Roy saat konferensi pers, Jumat (18/8).

Secara kumulatif, Aprindo menyebut rata-rata pertumbuhan ritel secara nasional pada semester I tahun 2023 sebesar 3,2 persen dalam tahun berjalan.

Jakarta jadi penyumbang pertumbuhan terbesar

Menurutnya, ada beberapa daerah mengalami pertumbuhan ritel di atas rata-rata nasional. Di antaranya Jakarta 7,8 persen, Bali dan Nusa Tenggara 15 persen, Sulawesi 7,5 persen, dan Jawa Tengah 4,8 persen.

Sementara beberapa daerah pertumbuhan ritel masih di bawah rata-rata nasional, misalnya Kalimantan tumbuh 2,4 persen, Jawa Barat tumbuh 0,9 persen, Sumatera Utara dan Aceh 0,8 persen. Bahkan di Jawa Timur pertumbuhan ritel minus 3,9 persen. Lebih lanjut, dia mengatakan inflasi bulanan juga dinilai cenderung membaik.

Pada Juli 2023 tercatat sebesar 3,08 persen secara tahunan. Namun, inflasi yang membaik tersebut, kata Roy tidak diikuti oleh volume penjualan ritel modern meskipun dari sisi nilai penjualan cenderung meningkat.

Masyarakat menahan belanja di toko ritel

Selain itu, bisnis ritel juga masih dihadapkan dengan ketidakpastian dan tantangan. Pasalnya, saat ini masyarakat cenderung tidak membelanjakan uangnya ke sektor ritel. Melainkan, mereka membelanjakan uangnya untuk kebutuhan lain.

"Suasana sekarang masih challenging, semuanya masih melihat situasi dan kondisi, sehingga ada kecenderungan untuk belanja dan simpan dulu uangnya. Kuta tahu pengeluran masyarakat bukan spending money kebutuhan pokok, tapi untuk pendidikan kan sekarang lagi musim sekolah. Ada juga yang menahan belanja supaya secure," ujarnya.

Oleh karena itu, Aprindo meminta agar Pemerintah lebih memperhatikan pengusaha ritel. Karena bisnis ritel juga berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Tentunya dalam hal ini yang mau Aprindo sampaikan bahwa memang pemerintah mesti memperhatikan ritel. Kalau tidak, maka bisnis ritel tidak akan memberikan dampak untuk perekonomian. Kalau ritel bagus maka akan berpengaruh pada perekonomian dan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh lebih," tuturnya. 

Related Topics