NEWS

Indonesia Butuh Dana US$1 Triliun untuk Percepatan Transisi Energi

Indonesia bakal mengembangkan pembangkit listrik EBT.

Indonesia Butuh Dana US$1 Triliun untuk Percepatan Transisi EnergiShutterstock/ petrmalinak
by
14 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengatakan Presidensi G20 Indonesia telah menetapkan tiga prioritas transisi energi, yaitu aksesibilitas energi, penggunaan teknologi energi bersih, serta pendaaan. Sampai dengan 2060, Indonesia diperkirakan membutuhkan dana investasi US$1 triliun untuk mempercepat transisi menuju energi bersih.

“Untuk pembangkit energi terbarukan senilai US$995 miliar, dan transmisi sebesar US$114 miliar. Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat seiring kita menerapkan pensiun dini PLTU batu bara di tahun-tahun mendatang," kata Rida dalam keterangannya, Jumat (14/10).

Rida mengatakan Indonesia akan mengembangkan pembangkit listrik 700 Giga Watt (GW) energi terbarukan yang berasal dari tenaga matahari, hidro, angin, bioenergi, laut, panas bumi, hidrogen, dan nuklir. Terdapat pula strategi penghentian PLTU batu bara secara bertahap, yang secara final akan terjadi pada 2058.

Selain itu, Indonesia juga berencana membangun Super Grid untuk menjaga sistem kelistrikan, dan membuka peluang untuk mengekspor listrik ke negara ASEAN yang terhubung dengan ASEAN Power Grid.

Berikan skema menarik untuk transisi energi

Skema pendanaan transisi energi hijau, kata Rida, dapat diperoleh dari, antara lain, blended finance, United Indonesia SDGs, tropical landscape fasilitas keuangan, investasi anggaran non-pemerintah serta pemerintah dan swasta kemitraan.

Namun, pemerintah masih harus meningkatkan mobilisasi semua sumber keuangan dan memperkuat kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan untuk memastikan semua potensi dimanfaatkan.

Guna menarik itu semua, pemerintah akan menetapkan Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Listrik. Nanti, ini memungkinkan harga yang kompetitif untuk energi terbarukan melalui transparansi dengan mekanisme pengadaan dan pemberian dukungan dari kementerian terkait.

Selain itu, pemerintah juga akan memberikan insentif seperti tax allowance, fasilitas bea masuk, dan tax holiday. "Hal ini untuk memberikan investasi energi terbarukan yang lebih baik dan kondusif,” ujar Rida.

Komitmen negara anggota G20

Ilustrasi G20. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Related Topics