NEWS

Buffer Stock Adalah: Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya

Buffer stock biasa disebut juga dengan safety stock.

Buffer Stock Adalah: Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnyailustrasi distributor (unsplash.com/CPG.IO eCommerce Execution)
by
07 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pada dasarnya, buffer stock adalah suatu manajemen yang diterapkan untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan. Di masa panen, misalnya, produk atau komoditas pertanian yang melimpah akan dibeli dengan harga wajar lalu disimpan. Tujuannya untuk mencegah jatuhnya harga sampai pada tingkat harga atau perkiraan targetnya.

Lalu, barang tersebut akan dijual dengan harga wajar ketika terjadi kekurangan ketersediaan. Tujuannya demi mencegah meningkatnya harga sampai batas yang tidak normal.

Pada manajemen ketersedian perusahaan, buffer stock biasa disebut juga dengan safety stock. Perusahaan akan melebihkan stok suatu barang di dalam gudang dengan tujuan untuk mengantisipasi adanya kekurangan atau kekosongan atau stock out.

Risiko stock out biasanya muncul karena permintaan pelanggan yang terlalu tinggi dan permintaan permintaan tidak terduga atas suatu barang. Apabila kondisi tersebut datang, buffer stock dapat digunakan.

Cara mengihitung kebutuhan buffer stock

  • Metode Intuisi

Pada metode ini, biasanya perusahaan menentukan perkiraan buffer stock berdasarkan pengalaman penjualan pada bulan atau tahun sebelumnya.

Contoh:

Perusahaan ingin memproduksi roti sebanyak 10.000 buah dan perusahaan tersebut menginginkan buffer stock sekitar 80 persen. 

Jumlah buffer stock: 10.000 x 80 persen = 8.000 buah

Maka, jumlah roti yang harus diproduksi adalah: 10.000 + 8.000 = 18.000, agar mempunyai buffer stock.

  • Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata

Dalam metode ini, perhitungan buffer stock dilakukan dengan cara menghitung selisih antara pemakaian maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu (misalnya dalam jangka waktu seminggu atau sebulan). Kemudian, hasil dari selisih tersebut dikalikan waktu yang dibutuhkan dari pesanan sampai tiba barangnya (leadtime). 

Buffer Stock = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-Rata) x Lead time

Sebagai contoh: PT. IDN Sukses memperkirakan pemakaian maksimum bahan baku per minggu sebesar 1000 kilogram, dan pemakaian rata-rata per hari pemakaian bahan baku tersebut sebesar 200 kilogram. Kemudian, lamanya lead time yang dibutuhkan adalah 2 minggu.

Jadi, jumlah buffer stock yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah: (1000 kilogram – 200 kilogram) x 2 minggu = 1600 kilogram.

Fungsi buffer stock

Stok beras di gudang Bulog di Padang, Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Related Topics