NEWS

Luhut Pastikan Indonesia Tidak Termasuk 28 Calon Pasien IMF

Indonesia mampu bertahan setelah diterjang pandemi.

Luhut Pastikan Indonesia Tidak Termasuk 28 Calon Pasien IMFMenko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan sambutan Business Matching PDN Tahap Empat dalam rangka Bangga Buatan Indonesia (BBI) di Bali , Kamis (6/10). (Dok. Kemenko Marves)
by
11 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, memastikan Indonesia tidak akan seperti 28 negara yang saat ini tengah antre di Dana Moneter Internasional atau IMF untuk meminta bantuan.

"Tadi presiden sampaikan, ada 28 negara sekarang yang sudah antre masuk IMF. Kita jauh dari itu," kata Luhut sesuai mendampingi Jokowi di JCC, Jakarta, Selasa (10/11).

Luhut mengatakan Indonesia masih mampu menjaga ketahanan ekonominya setelah diterjang pandemi Covid-19. Karenanya, ketika dihadapkan pada persoalan ekonomi global seperti inflasi tinggi, krisis energi dan pangan, hingga ancaman resesi 2023, perekonomian Indonesia kata Luhut masih kuat.

"Perhatikan juga UMKM, kuncinya kan di situ aja. Kalau kita semua kompak, seperti yang presiden sampaikan tadi waktu kita nangani Covid, pastilah kita juga bisa keluar dari sini," ujar Luhut.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyebut sudah ada 28 negara yang mengantre di IMF untuk menyelesaikan masalah perekonomiannya menyusul dampak dari inflasi dan ancaman resesi global yang melanda seluruh dunia akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Oleh karena itu, Jokowi meminta Indonesia berhati-hati terhadap ancaman serupa, dan menyebut pemerintah berusaha sekuat tenaga menekan angka inflasi melalui pemberian subsidi langsung ke masyarakat hingga meminta kementrian dan lembaga melakukan belanja produk dalam negeri.

"Ini yang sekali lagi kita tetap harus menjaga optimisme, tapi yang lebih penting hati-hati dan waspada, eling lan waspodo," kata Jokowi.

Indonesia tidak akan mengalami resesi

Ilustrasi resesi ekonomi global.
Ilustrasi resesi ekonomi global. (Pixabay/Elchinator)

Sementara itu, Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, mengatakan Indonesia tidak akan terseret dalam periode resesi saat perekonomian sejumlah negara menunjukkan pelemahan tajam. Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap akan positif, namun mengalami perlambatan, yakni di bawah 5 persen.

“Kalau ditanya apakah Indonesia akan resesi atau tidak, jawaban saya tidak,” ujar Chatib dalam acara BNI Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10).

Ekonom senior ini mengatakan risiko perlambatan tersebut mulai terlihat pada awal 2023. Di sisi lain, dia mengatakan Indonesia sebetulnya relatif lebih baik dibandingkan banyak negara di dunia, di tengah gejolak global saat ini.

Chatib menuturkan perlambatan ekonomi global bakal berdampak terhadap penurunan ekspor, termasuk Indonesia. Namun, karena porsi dari ekspor Indonesia terhadap PDB relatif kecil dan harga batu bara yang masih relatif baik, dia menyebutkan dampaknya tidak signifikan.

“Jadi, secara relatif sebetulnya Indonesia stand out dibandingkan banyak negara di dunia,” ujarnya.

Sepakat dengan Chatib Basri, Menteri BUMN Erick Thohir pun mengatakan Indonesia tidak akan masuk ke dalam jurang resesi. Dia meminta kepada masyarakat Indonesia untuk tetap optimistis.

"Kita akan terus tumbuh sampai 2045 itu 5 persen. Ini akan memosisikan kita menjadi negara ekonomi terbesar di dunia, kalau tidak rangking 5 tapi harusnya rangking 4 apalagi middle class kita akan terus tumbuh. Data-data ini ditampilkan ketika dunia belum menghadapi yang namanya geopolitik, geoekonomi, (tapi) COVID sudah," ujarnya.
 

Related Topics