NEWS

Dua Proyek PLTA Berkapasitas Total 284 MW Beroperasi pada 2024

Pemerintah dorong pembangunan transmisi supergrid.

Dua Proyek PLTA Berkapasitas Total 284 MW Beroperasi pada 2024Proyek pembangunan PLTA Mentarang Induk. (Tangkapan layar)
01 November 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan terdapat dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas total 284 Megawatt (MW) yang ditargetkan bisa mencapai Commercial Operation Date (COD) pada 2024.

Kedua pembangkit tersebut adalah PLTA Jatigede berkapasitas 110 Megawatt (MW) dan PLTA Asahan (174 MW). 

Selain itu, terdapat tiga PLTA yang akan menyusul, yakni PLTA Peusangan 1 dan 2 (88 MW) dan PLTA Merangin (350 MW) yang akan COD pada 2025, serta PLTA Batang Toru (520 MW) yang akan COD pada 2026.

Menurut Arifin, peran tenaga hidro menjadi semakin penting dalam upaya percepatan transisi energi Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Apalagi, Indonesia memiliki potensi tenaga hidro 95 Gigawatt (GW). Saat ini kapasitas terpasang telah mencapai 6,7 GW. Pada 2030, pengembangan pembangkit tenaga hidro ditargetkan mencapai lebih dari 10 GW.

"Selanjutnya, akan ditingkatkan lebih lanjut mencapai 72 GW sampai 2060. Sementara, untuk pumped storage akan mencapai 4,2 GW," ujar Arifin dalam pembukaan sesi plenary pada World Hydropower Congress (WHC) 2023, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (1/11).

Untuk meningkatkan peran tenaga hidro pada sistem kelistrikan, Indonesia juga mengembangkan pumped storage pertama, Upper Cisokan, yang berkapasitas 1.040 MW, memanfaatkan aliran air Sungai Cisokan, Jawa Barat.

Siapkan jaringan

Pemerintah saat ini memprioritaskan pengembangan transmisi supergrid untuk meningkatkan konektivitas antarpulau serta mendorong pemanfaatan sumber energi hidro dan energi terbarukan lainnya di Indonesia.

"Tenaga hidro adalah salah satu energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai baseload dan juga sebagai solusi bagi intermitensi dari variabel energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, pada jaringan listrik," kata Arifin.

Sebagai contoh, dalam pengembangan industri hijau di Kalimantan, pemerintah berencana memanfaatkan tenaga hidro untuk memasok kebutuhan listrik. 

Di wilayah tersebut, terdapat dua proyek tenaga hidro berskala besar yang sedang disiapkan, yakni PLTA Kayan dengan kapasitas 9.000 MW, yang akan menyuplai listrik untuk industri manufaktur. Selanjutnya adalah PLTA Mentarang berkapasitas 1.375 MW yang akan memberikan suplai listrik untuk industri.

"Dengan memanfaatkan potensi besar tenaga hidro yang berlokasi di Papua, pemerintah berencana untuk membangun area industri hidrogen hijau, yang akan dibangun di beberapa lokasi potensial, yakni Memberamo 1 (5.695 MW), Memberamo 2 (933 MW), dan Edi Valen (630 MW)," ujar Arifin.

Melalui kongres tenaga hidro dunia yang kini tengah berlangsung di Bali, Arifiin berharap seluruh pihak dapat memperkuat kerja sama untuk meningkatkan pemanfaatan inovasi teknologi dan akses pembiayaan yang kompetitif.

"Di kongres ini, saya berharap adanya pertukaran ide, informasi, dan pengalaman yang bermanfaat, yang diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga hidro dan untuk meningkatkan kolaborasi yang konstruktif secara global," katanya.

Related Topics