NEWS

Inflasi Bulanan Maret 2024 Capai 0,52 Persen, Ini Pendorongnya

Komponen pengeluaran penyumbang inflasi Ramadan berubah.

Inflasi Bulanan Maret 2024 Capai 0,52 Persen, Ini PendorongnyaSejumlah pedagang menata sayur dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (2/2/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
01 April 2024

Fortune Recap

  • Inflasi bulanan Maret 2024 sebesar 0,52%, dengan IHK naik dari 105,58 menjadi 106,13.
  • Kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar, dipimpin oleh telur ayam ras dan daging ayam ras.
  • Inflasi selama Ramadan juga meningkat, didominasi oleh komoditas pangan bergejolak seperti telur ayam ras dan daging ayam ras.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Inflasi bulanan (month-to-month/mtm) Maret 2024 mencapai 0,52 persen menyusul adanya peningkatan pada Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,58 pada Februari lalu menjadi 106,13 pada Maret.

"Sementara itu, secara tahunan (year-on-year/yoy), terjadi inflasi sebesar 3,05 persen dan secara tahun kalender (year-to-date/YTD) terjadi inflasi sebesar 0,93 persen," ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers, Senin (1/4).

Tingkat inflasi bulanan pada Maret relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan sama tahun lalu.

Adapun kelompok penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan, minuman dan tembakau dengan laju inflasi 1,42 persen dengan andil inflasi 0,41 persen.

"Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini adalah telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,9 persen, daging ayam ras dengan andil inflasi 0,09 persen, beras dengan andil inflasi 0,09 persen, cabai rawit dengan hasil 0,02 persen, serta bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen," katanya.

Meski demikian, pada kelompok makanan, minuman dan tembakau juga terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi, di antaranya cabai merah dan tomat yang masing-masing mencapai -0,02 persen.

Jika dilihat berdasarkan wilayahnya, sebaran inflasi bulanan pada Maret 2023 terjadi di 34 dari 38 provinsi, sementara empat provinsi lainnya mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi sebesar 1,07 persen terjadi di Sulawesi Utara, deflasi terdalam terjadi di provinsi Maluku sebesar 0,46 persen," ujarnya.

Dilihat berdasarkan komponen pembentuknya, inflasi sebesar 0,25 persen pada Maret 2024 didorong oleh seluruh komponen.

Komponen inti (core inflation) mengalami inflasi 0,23 persen, dengan andil inflasi 0,15 persen.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan nasi dengan lauk," katanya.

Kemudian , komponen harga diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,08 persen dengan andil inflasi 0,01 persen.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen harga diatur pemerintah adalah sigaret kretek mesin (SKM)," ujarnya.

Terakhir, komponen harga bergejolak (volatile food) mengalami inflasi 2,16 persen dengan andil inflasi 0,36 persen.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, bawang putih, dan cabai merah," kata Amalia.

Perawatan pribadi dorong inflasi Ramadan

AAmalia juga menyampaikan tinjauan khusus mengenai inflasi selama Ramadan.

Pasalnya, inflasi Maret 2024 juga bertepatan dengan momentum Ramadan dan secara historis relatif meningkat dibandingkan Inflasi bulan sebelumnya—dalam hal ini Februari 2024.

"Jika kita bandingkan dengan periode tahun sebelumnya, kecuali tahun 2022, inflasi pada Ramadan tahun ini relatif lebih tinggi yaitu sebesar 0,52 persen," jelasnya.

Berdasarkan catatan BPS, kata Amalia, komoditas penyebab utama inflasi Ramadan pada Maret 2024 didominasi pangan bergejolak, seperti telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit dan bawang putih.

"Beberapa komoditas yang mengalami deflasi pada Maret 2024, yaitu cabai merah, tomat dan tarif angkutan udara," ujarnya.

Sementara, andil inflasi menurut komponen pengeluaran pada momen Ramadan dan Lebaran 2022-2023 didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dan transportasi.

Tetapi, berbeda dari kondisi historis tersebut, pada periode Ramadan tahun ini kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi—selain makanan minuman dan tembakau— adalah perawatan pribadi dan lainnya, yakni sebesar 0,04 persen.

Sementara itu, kelompok transportasi memberikan andil inflasi yang lebih rendah, yaitu 0,01 persen pada Maret 2024.

"Hal ini didorong oleh tarif angkutan udara yang pada bulan ini mengalami deflasi sebesar 0,97 persen," kata Amalia.

Related Topics