NEWS

Jokowi Siapkan BLT Rp400 Ribu di Akhir 2024, Masih Digodok Sri Mulyani

Pemerintah juga siapkan bantuan beras Rp10 Kg per KPM.

Jokowi Siapkan BLT Rp400 Ribu di Akhir 2024, Masih Digodok Sri MulyaniMenko Airlangga Hartarto dalam Rakor Transisi PCPEN, Kamis (26/1). (Tangkapan layar)
25 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemerintah telah menyiapkan bantuan langsung tunai yang akan diberikan pada masyarakat untuk menghadapi ancaman kenaikan harga pangan akibat kejadian alam El Nino, yang biasanya memicu kekeringan ekstrem.

Kebijakan tersebut dirancang bersama sejumlah paket kebijakan ekonomi lain untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, mulai dari insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk properti, bantuan beras hingga bantuan langsung tunai (BLT).

"Bantuan langsung tunai (BLT) untuk El Nino, lagi dimatangkan di Kementerian Keuangan," ujar Airlangga seperti dikutip Antara, Selasa (24/10).

Dia menjelaskan BLT senilai Rp200.000 tersebut akan diberikan pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk November dan Desember. Sehingga, total yang disiapkan pemerintah untuk tiap KPM mencapai Rp400.000.

Meski demikian, total anggaran yang dikeluarkan masih dalam tahap penggodokan oleh Menteri Keuangan.

Selain BLT, bantuan beras juga akan kembali diberikan pada Desember, yang jumlahnya 10 kilogram per KPM. Bantuan ini diberikan kepada 20 juta KPM yang telah terdaftar.

Antisipasi Kemenkeu

Pada kesempatan sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menyatakan pemerintah akan menggenjot belanja APBN untuk menjaga ketahanan pangan.

"Inflasi kita memang turun bagus. Akan tetapi apabila kita lihat inflasi volatile food sedang meningkat lagi, dan harga bawang inflasi, tetapi harga cabai deflasi, lalu harga beras inflasi. Nah, jadi memang ada harga-harga spesifik yang harus ditangani," ujarnya.

Menurut Febrio, bantuan ketahanan pangan tersebut tidak hanya terkait dengan masalah domestik seperti tingginya harga beras, melainkan juga untuk membantu masyarakat menghadapi masalah harga akibat inflasi impor yang dipengaruhi kondisi global.

"Ini antisipasi yang kita bisa lakukan, memainkan APBN sebagai shock absorber ini contohnya. Bagaimana kita memastikan pada titik-titik tertentu yang sangat krusial ini, kita pastikan bahwa APBN itu siap untuk melakukan perannya," katanya.

Related Topics