NEWS

Jokowi Tambah Lagi Modal LPI Rp60 Triliun dari APBN

Total modal awal SWF menjadi Rp75 triliun.

Jokowi Tambah Lagi Modal LPI Rp60 Triliun dari APBNDok. Kemenko Perekonomian
04 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberikan suntikan modal kepada Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia Investment Authority (INA) sebesar Rp60 triliun. Kebijakan itu dikuatkan dengan dua Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal LPI, yang diteken Kepala Negara pada 29 Oktober lalu. 

Pertama, dalam PP nomor 110 tahun 2020, pemerintah menyatakan penyertaan modal negara (PMN) kepada LPI sebesar Rp15 triliun dari total Rp60 triliun tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021. 

"Untuk pemenuhan modal LPI, perlu melakukan penambahan penyertaan modal negara ke dalam modal LPI yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2021," tulis konsideran beleid tersebut, dikutip Fortune Indonesia Kamis (11/4). 

Kedua, PP nomor 111 tahun 2021 yang berisi tentang penambahan modal sebesar Rp45 triliun. Modal tersebut berasal dari pengalihan saham seri B milik pemerintah pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Dengan demikian, kepemilikan saham pemerintah atas dua bank pelat merah terdelusi, masing-masing menjadi paling sedikit 52 persen.

"Penyertaan modal negara sebagaimana dimaksud [...] mengakibatkan hak yang melekat pada kepemilikan saham negara atas sebagian saham seri B Perusahaan Perseroan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk beralih kepada Lembaga Pengelola Investasi," demikian bunyi Pasal 4 aturan tersebut.

Incar Investasi Proyek Tol

Tambahan modal baru sebesar Rp15 triliun dan pengalihan saham negara di BUMN itu menjadikan total setoran dana awal pemerintah ke LPI saat ini mencapai Rp75 triliun. Ini sesuai dengan komitmen pemerintah untuk memenuhi modal awal lembaga tersebut.

Dengan modal besar tersebut, pemerintah menargetkan LPI untuk bisa menarik dana investasi hingga Rp 300 triliun.

Pada Mei lalu, LPI mengumumkan kerja sama dengan tiga pengelola dana global yakni Abu Dhabi (Abu Dhabi Investment Authority/ADIA), perusahaan pengelola dana pensiun Kanada Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), dan APG Asset Management.

Mereka akan membentuk konsorsium yang akan menjadi wadah investasi dan fokus pada proyek-proyek strategis di bidang infrastruktur, seperti pembangunan atau pengambilalihan jalan tol. Direktur Utama LPI Ridha Wirakusumah mengungkapkan, sejak kerjasama hingga November ini pihaknya menargetkan investasi senilai Rp54 triliun ke sektor jalan tol US$3,75 miliar. 

Belakangan, investasi yang dimaksud berupa pemanfaatan aset tol yang telah dibangun oleh BUMN. Salah satunya adalah co-investment ruas jalan tol yang dibangun PT Waskita Karya (Persero). Namun demikian, belum jelas ruas tol mana saja yang akan disasar.

Sementara Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, pihaknya akan mendivestasikan tol mana pun yang diminati investor. "Sebetulnya yang mana saja yang ada peminatnya. Tapi kami akan merespons dari investor tentang ruas-ruas yang diminati," ujarnya dalam konferensi pers Jumat (8/10).

Terkait ruas tol yang menjadi sasaran investasi LPI, ia mengatakan hingga saat ini masih dalam proses pembahasan. "INA masih melakukan masih kajian terhadap ruas yang diminati, mudahan ini segera deal transaksinya," kata dia.

Related Topics