NEWS

Sri Mulyani Ungkap Alasan Cukai MBDK Belum Diterapkan

Masih membahas standar gula sehat.

Sri Mulyani Ungkap Alasan Cukai MBDK Belum DiterapkanMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024). ANTARA FOTO/Galih Pradipta
20 March 2024

Fortune Recap

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani membahas penerapan cukai minuman berpemanis dan plastik.
  • Keputusan implementasi cukai masih perlu dibahas, terutama untuk minuman berpemanis yang lebih kompleks.
  • Kementerian Keuangan menimbang kondisi ekonomi domestik dalam implementasi cukai plastik. 
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dan cukai plastik masih terus dibahas beberapa kementerian dan lembaga.

Meskipun target penerimaan kedua jenis cukai tersebut telah masuk dalam postur anggaran, keputusan mengenai waktu implementasinya masih perlu dibahas.

Terutama, untuk Cukai MBDK yang pembahasannya lebih kompleks dibandingkan dengan cukai plastik.

"Kita akan lihat dari sisi timing-nya, mengenai kondisi ekonomi, urgensi pengenaannya, dan target yang sudah ditetapkan dalam APBN. Untuk [cukai minuman] berpemanis itu, kondisinya mungkin lebih kompleks lagi. Karena Undang-Undang kesehatan mensyaratkan, bahwa minuman berpemanis itu masuk dalam undang-undang kesehatan," katanya di di Komisi XI DPR RI, Selasa (19/3).

Sri Mulyani menyatakan kementeriannya masih terus mencermati pembahasan yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, serta pelaku usaha dalam urusan kadar gula dalam makanan dalam kemasan. Karenanya, pihaknya perlu berkonsultasi tidak hanya kepada kementerian/lembaga terkait, melainkan juga Presiden dan DPR untuk memutuskan tarif dan implementasi cukai MBDK.

"Memang sudah mulai muncul berbagai reaksi karena adanya pembahasan antara K/L," ujarnya.

Dalam implementasi cukai plastik, Kementerian Keuangan perlu menimbang kondisi perekonomian domestik.

"Untuk yang plastik, kita sudah beberapa kali menyampaikan di sini. Kita membuat penilaiannya adalah mengenai masalah kondisi ekonomi saja: apakah kalau ini kondisinya sedang membaik kita tambahkan cukai, maupun juga dari sisi urgensinya. Jangan lupa bahwa waktu bicara tentang cukai ini, tujuannya adalah untuk [menekan] konsumsi karena dianggap barang yang berbahaya bagi lingkungan atau kesehatan," katanya.

Related Topics