NEWS

Surplus Neraca Dagang Indonesia 2023 Anjlok 33,4% Jadi US$36,93 Miliar

Ekspor dan impor 2023 kompak turun.

Surplus Neraca Dagang Indonesia 2023 Anjlok 33,4% Jadi US$36,93 MiliarDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini/Dok. Fortune idn/desy Y.
15 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca dagang Indonesia pada 2023 mencapai nilai US$36,93 miliar atau turun US$17,52 miliar dibandingkan dengan 2022 yang sebesar US$54,46 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan angka tersebut diperoleh dari total ekspor Indonesia yang bernilai US$258,82 miliar sepanjang Januari–Desember 2023, sementara impornya bernilai US$221,89 miliar.

"Secara kumulatif hingga Desember 2023, total surplus neraca perdagangan Inonesia mencapai US$36,93 miliar atau lebih rendah sekitar US$17,52 miliar atau 33,46 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujarnya dalam konferensi pers Senin (15/1).

Nilai ekspor Indonesia pada 2023 turun 11,33 persen dibandingkan dengan 2022 yang mencapai US$291,90 miliar. 

Dari total tersebut, ekspor migas bernilai US$15,92 miliar atau turun 0,47 persen dibandingkan dengan 2022 yang sebesar US$16 miliar, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$242,90 miliar atau turun 11,96 persen dari 2022 yang sebesar US$275,91 miliar.

Di sisi lain, impor Indonesia yang bernilai US$221,89 juta turun 6,55 persen dibandingkan dengan 2022 yang bernilai US$237,45 miliar.

Kemudian, total impor migas turun 11,35 persen dari US$40,42 miliar pada 2022 menjadi US$35,83 miliar pada 2023. Lalu, impor nonmigas turun 5,57 persen dari US$197,03 miliar pada 2022 menjadi US$186,06 miliar pada 2023.

Neraca dagang Desember 2023 surplus US$3,31 milar

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2023 mengalami surplus US$3,31 miliar, terutama dari sektor nonmigas yang mencapai US$5,20 miliar, tapi tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,89 miliar.

Pudji memaparkan nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai US$22,41 miliar atau naik 1,89 persen dibandingkan dengan ekspor November 2023 (month-to-month/mtm). Sedangkan, dibandingkan dengan Desember 2022 (year-on-year/yoy) nilai ekspor turun 5,76 persen.

Jika ditilik lebih jauh, ekspor nonmigas pada Desember 2023 mencapai US$20,93 miliar, naik 1,06 persen dibandingkan dengan November 2023 dan turun 6,23 persen jika dibandingkan dengan ekspor nonmigas pada Desember 2022.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas pada Desember 2023 terhadap November 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral, yakni US$354,3 juta (10,07 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$583,7 juta (22,52 persen).

Sebaliknya, nilai impor Indonesia Desember 2023 mencapai US$19,11 miliar, turun 2,45 persen dibandingkan dengan November 2023 dan turun 3,81 persen dibandingkan dengan Desember 2022. Impor migas Desember 2023 bernilai US$3,37 miliar, turun 3,33 persen dibandingkan dengan November 2023 atau naik 5,35 persen dibandingkan dengan Desember 2022.

Lebih jauh, impor nonmigas pada Desember 2023 bernilai US$15,74 miliar, turun 2,26 persen dibandingkan dengan November 2023 dan turun 5,57 persen dibandingkan dengan Desember 2022.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2023 adalah Tiongkok US$62,18 miliar (33,42 persen), Jepang US$16,44 miliar (8,84 persen), dan Thailand US$10,14 miliar (5,45 persen).

Related Topics