Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Inovasi Selumetinib AstraZeneca Diklaim Bisa Atasi Penyakit Langka NF1

ilustrasi penyakit kulit (freepik.com/wirestock)
ilustrasi penyakit kulit (freepik.com/wirestock)
Intinya sih...
  • Inovasi obat terapi selumetinib AstraZeneca hadir di Indonesia untuk mengatasi penyakit neurofibromatosis (NF) yang dikenal sebagai penyakit langka dengan tumor abnormal pada sistem saraf.
  • Ada dua tipe utama neurofibromatosis, yaitu NF1 dan NF2, yang memengaruhi jaringan saraf dengan karakteristik dan gejala klinis berbeda.
  • Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan RI menyampaikan sekitar 27 juta orang Indonesia berisiko mengalami penyakit langka, dan penggunaan terapi selumetinib diharapkan dapat meningkatkan penanganan efektif dan komprehensif bagi individu dengan NF1.

Jakarta, FORTUNE - AstraZeneca memperluas dan meningkatkan inovasi obat terapi selumetinib ke Indonesia. Inovasi ini diklaim dapat mengatasi penyakit neurofibromatosis (NF).

Penyakit NF ini dikenal sebagai kelompok penyakit langka yang ditandai dengan pertumbuhan tumor abnormal pada sistem saraf. "Kini, dengan hadirnya terapi seperti selumetinib di Indonesia, kita melihat suatu inovasi nyata dalam penanganan dan perawatan yang sebelumnya masih terbatas," kata Feddy, Medical Director AstraZeneca Indonesia pada acara edukatif bertajuk “Kenali dan Pahami Neurofibromatosis Tipe 1 (NF1)” di Jakarta, Rabu (21/5).

Kenali dua tipe neurofibromatosis

Foto 4 - Konferensi Pers NF1_21 Mei 2025.JPG
Acara edukatif bertajuk “Kenali dan Pahami Neurofibromatosis Tipe 1 (NF1)” yang diselenggarakan oleh AstraZeneca di Jakarta, Rabu (21/5)/Dok AstraZeneca

Tercatat, ada dua tipe utama neurofibromatosis yang sama-sama memengaruhi jaringan saraf, namun memiliki karakteristik dan gejala klinis berbeda. Neurofibromatosis Tipe 1 (NF1) merupakan bentuk paling umum, mencakup sekitar 96 persen dari seluruh kasus. Serta, biasanya ditandai dengan munculnya bercak café-au-lait pada kulit, neurofibroma (tumor pada saraf), serta gangguan lain seperti kesulitan belajar.

Sementara itu, Neurofibromatosis Tipe 2 (NF2) lebih jarang ditemukan dan umumnya ditandai oleh gangguan pendengaran akibat tumbuhnya schwannoma vestibular (tumor pada saraf pendengaran), serta disertai dengan gejala neurologis lain seperti gangguan keseimbangan atau kelemahan otot.

"Dengan menekankan pentingnya deteksi dini, diagnosa yang tepat, serta penangangan tepat waktu, inisiatif ini diharapkan dapat mendorong terbentuknya sistem layanan kesehatan yang lebih baik bagi penyintas penyakit langka di Indonesia," kata Feddy.

Meskipun prevalensi NF1 cukup tinggi di antara penyakit langka lainnya, NF1 mempengaruhi sekitar 1 dari 3.000 anak-anak secara global dengan sekitar 120 bayi lahir setiap harinya. Sejumlah kasus telah tercatat di Indonesia yaitu, pada anak usia 8 tahun , anak usia 12 tahun , hingga orang dewasa yang mengalami komplikasi berupa tumor.

27 juta orang Indonesia beresiko terkena penyakit langka

ilustrasi penyakit kulit (freepik.com/shurkin_son)
ilustrasi penyakit kulit (freepik.com/shurkin_son)

Salah satu pembicara utama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi juga menyampaikan sekitar 27 juta orang Indonesia berisiko mengalami penyakit langka.

"50 persen di antaranya adalah anak-anak, dan 30 persen dari mereka tidak bertahan hidup hingga usia lima tahun. Pada tahun 2024, sekitar 75 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk penyakit langka seperti NF1,” ujar Siti Nadia Tarmizi.

Terapi ini terbukti secara klinis mampu mengurangi ukuran tumor, meredakan nyeri, dan meningkatkan fungsi fisik serta kualitas hidup. Ia berharap kehadiran selumetinib menandai kemajuan signifikan dalam pengelolaan NF1 yang selama ini terbatas pada pilihan observasi atau pembedahan berisiko tinggi.

Hal ini tentu menjadi langkah pertama dalam memperkuat pentingnya deteksi dini dan pendekatan perawatan multidisplin guna memastikan individu dengan NF1 mendapatkan penanganan lebih efektif dan komprehensif.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us