Ma’ruf Amin Optimis Asuransi Syariah Mampu Dorong Ekonomi Nasional

- Ma'ruf Amin optimis asuransi syariah mampu dorong ekonomi nasional
- Aset asuransi syariah RI mencapai Rp33,99 triliun, literasi keuangan syariah mencapai 43,42%
- Laba Manulife Indonesia naik 50%, total klaim pada tahun 2024 mencapai Rp8,3 triliun
Jakarta, FORTUNE – Mantan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin menyatakan optimismenya terhadap ekonomi syariah dalam negeri. Bahkan, khusus untuk asuransi syariah diharapkan dapat mendorong sektor lain penunjang ekonomi nasional asalkan terbangun ekosistem yang memadai.
"Kita harapkan dengan terbangunnya ekosistem itu, maka industri keuangan juga ikut berkembang. asuransi juga bisa mengcover semua. Perbankan tentu harus menggunakan asuransi,” kata Ma’ruf Amin saat media briefing Manulife Indonesia di Jakarta, Selasa (27/5).
Pria yang menjabat Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Manulife Indonesia ini menyadari saat ini industri asuransi syariah Indonesia memang masih kalah dari Malaysia. Meski demikian, dengan memanfaatkan ekosistem dan potensi yang ada, asuransi syariah nasional diharapkan dapat menyalip Malaysia.
“Kita mulainya terlambat, memang mereka lebih awal itu Malaysia. Tapi mereka potensinya mentok, itu artinya ya kemampuannya segitu. Baru belakangan kita sadar ternyata industri halal kita potensi bisnisnya tinggi. Oleh karena itu kita genjot sejak 2020 kita sudah umumkan kita akan menjadi negara terbesar yaitu dalam hal keuangan syariah dan menjadi produsen halal terbesar dunia,” kata Ma’ruf.
Aset asuransi syariah RI capai Rp33,99 triliun

Sementara itu, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) mencatat literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia telah mencapai 43,42 persen. Namun demikian, inklusi keuangan syariah masih tertinggal jauh mencapai 13,41 persen.
Untuk itu, Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia, Fauzi Arfan menyebut potensi pengembangan inklusi keuangan masih sangat besar. Untuk itu, Manulife Indonesia ingin memaksimalkan potensi itu dengan melakukan spin-off pada akhir 2024 lalu.
"Sebenarnya kita punya potensi jauh lebih besar tapi belum dioptimalkan. Mungkin pemain perlu melakukan inovasi. Kami hadir dengan pengalaman dengan inovasi. Kami harap dengan produk-produk kami bisa melayani lebih banyak masyarakat,” kata Fauzi.
Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mencatat aset industri asuransi jiwa syariah per Januari 2025 mencapai Rp33,99 triliun. Nilai ini naik bila dibandingkan dengan posisi Rp32,79 triliun pada periode yang sama di tahun 2024.
Laba Manulife Indonesia naik 50%, capai Rp1,5 triliun di 2024

Sementara itu, Manulife Indonesia masih mencatatkan kinerja positif di tahun 2024 dengan total laba bersih sebesar Rp1,5 triliun, meningkat 50 persen dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh total pendapatan premi sebesar Rp10,5 triliun di tahun 2024, yang meningkat 6 persen (yoy).
Manulife Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan berdasarkan nilai premi bisnis baru yang disetahunkan atau Annualized Premium Equivalent (APE) sebesar Rp2,5 triliun pada tahun 2024, yang mencerminkan peningkatan sebesar 12 persen (yoy).
“Fokus kami pada nilai jangka panjang, yang ditopang oleh pengelolaan keuangan dan inovasi yang mengutamakan nasabah,” ujar Lauren Sulistiawati, Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia.
Manulife Indonesia terus melanjutkan komitmennya untuk melindungi nasabah dengan membayarkan total klaim sebesar Rp8,3 triliun pada tahun 2024—mencakup klaim meninggal dunia, kesehatan, dan manfaat lainnya—naik 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada lini bisnis syariah, total klaim tercatat sebesar Rp225 miliar, meningkat 17 persen dari tahun sebelumnya.