Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Riset: Industri Halal Berpotensi Dongkrak PDB US$5,1 Miliar per Tahun

Maket Paviliun Indonesia World Expo 2020 Dubai/Dok. Kemendag

Jakarta, FORTUNE - Hasil riset Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 memperkirakan, industri halal berpotensi menambah produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar US$5,1 miliar atau kisaran Rp72,9 triliun per tahun. Jumlah tersebut berasal dari kenaikan ekspor, substitusi impor industri halal, dan foreign direct investment (FDI).

CEO dan Managing Director DinarStandard, Rafi-uddin Shikoh menyampaikan, laporan ini mengemukakan sektor kunci dan seluruh wilayah strategis berbasis pada kerangka strategi ekonomi halal nasional. Laporan menyajikan peluang perdagangan dan investasi yang dapat digarap.

"Indonesia bisa menambah 3,6 miliar dolar AS untuk peluang ekspor, satu miliar dolar AS dari substitusi impor, dan 0,5 miliar dolar AS dari FDI," katanya.

Peluang perdagangan produk halal global

Ilustrasi logo halal baru. Dok. instagram/@kemenag_ri

Peluang perdagangan produk halal global Indonesia bisa berasal dari negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan non-OKI. Peluang ekspor ke negara OKI bisa dihitung bisa mencapai US$1,95 miliar, dan ke non-OKI sebesar US$1,63 miliar.

Rafi-uddin Shikoh mencontohkan, untuk sektor makanan Indonesia bisa memasarkan lemak dan minyak hewani, juga nabati senilai US$0,31 miliar AS ke Pakistan, Malaysia, dan Turki. Sementara itu, untuk negara non-OKI ke India, Belanda, dan Cina.

Adapun untuk produk fesyen senilai US$0,44 miliar dapat diekspor ke Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki. Untuk negara non-OKI, peluang pasar ekspor fesyen Indonesia potensial ke Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat.

Kerangka ekonomi halal Indonesia

Ilustrasi Berbelanja Produk. Shutterstock/Odua Images

Rafi-uddin mengatakan, kerangka ekonomi halal Indonesia setidaknya punya tujuan. Pertama menaikan PDB sebesar US$5,1 miliar dan mengembangkan pilar pemberdayaan yang akan membantu realisasi penuh potensi ekonomi halal.

Menurutnya, tujuan ini perlu prioritas strategis dengan promosi dagang, investasi dalam infrastruktur, intelijen pasar, dan menarik investor internasional. Selain itu, peran pemangku kepentingan dan para pemain besar dalam industri halal sangat diperlukan untuk membantu UMKM.

"Saya rasa kini peran pemerintah sudah terus meningkat, kini semuanya tergantung pelaku pasar dan industri untuk memanfaatkan kesempatan," kata dia.

Mengutip pengantar laporan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022,  Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar menyampaikan, bahwa ekonomi halal telah dilihat sebagai suatu mesin penting dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bagi pencapaian visi Indonesia Maju.

"Menyongsong visi ini, Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sangat mendukung berbagai kebijakan-kebijakan untuk menjadikan Indonesia siap menjadi poros global bagi Ekonomi Islami di 2024," katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Desy Yuliastuti
pingit aria mutiara fajrin
Desy Yuliastuti
EditorDesy Yuliastuti