SHARIA

Peluang Tekfin sebagai Pijakan Pasar Keuangan Syariah Global

Proyeksi pertumbuhan majemuknya 21%.

Peluang Tekfin sebagai Pijakan Pasar Keuangan Syariah GlobalJirsak/Shutterstock

by Tanayastri Dini Isna KH

18 October 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Keuangan syariah tidak boleh disepelekan. Sebab, menurut studi Refinitiv dan ICD (2020), jumlah nilai aset keuangan syariah dunia akan menyentuh US$3,69 triliun pada 2024. Angka yang tidak kecil, bukan?

Bahkan, di tengah gulungan gelombang wabah Covid-19 pada 2020, sektor keuangan syariah global masih membukukan pertumbuhan 10,6 persen. Meski terlihat menjanjikan, kenyataannya sektor finansial syariah masih belum menemukan ‘pijakan’ utama.

Penerapan prinsip syariah di sektor perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan nirbank relatif baru ketimbang industri finansial konvensional. Belum lagi, lebih dari 93 persen keuangan syariah global masih terfokus di 9 pasar inti, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Malaysia, Indonesia, dan Bahrain.

Sementara di pasar internasional lain—di mana finansial syariah hanya menguasai ceruk kecil pasar—kesadaran publik terbatas, sehingga kepercayaan mereka terhadap penerapan produk syariah pun rendah.

Untuk memecahkan masalah itu, solusi apa yang harus diterapkan? Jawabannya, teknologi finansial (tekfin) berbasis syariah.

1. Kebangkitan Tekfin Syariah

Tekfin syariah termasuk segmen tekfin dengan pertumbuhan cepat dan signifikan di antara negara-negara anggota Organization of Islamic Cooperation (OIC). Berdasar laporan Global Islamic Fintech Report/GIFR (2021), tekfin syariah di negara-negara OIC menyumbang US$49 miliar volume transaksi pada 2020.

Angka itu hanya berkontribusi 0,7 persen terhadap total transaksi tekfin global pada periode serupa—sehingga menunjukkan potensi pertumbuhan penuh tekfin syariah ke depannya.

Mengacu pada GIFR 2021, volume transaksi sektor tekfin syariah di negara-negara OIC diproyeksikan melaporkan pertumbuhan tahunan majemuk 21 persen atau US$128 miliar per tahun. Ketimbang estimasi pertumbuhan tahunan majemuk tekfin global (15 persen), prediksi untuk tekfin berbasis hukum Islam jelas lebih tinggi.

2. Teknologi sebagai Solusi

Implementasi tekfin tak hanya bertujuan memastikan akses ke produk dan layanan berbasis syariah, tetapi juga pemanfaatan teknologi sebagai solusi permasalahan yang relevan di kalangan populasi muslim. Secara alami, itu harus patuh terhadap prinsip-prinsip syariah.

Sebagai contoh, di Asia Tengah di mana Alif Bank beroperasi, salah satu tantangan utama adalah pembayaran pengiriman uang lintas negara. Proses konvensional dari layanan itu sangat panjang, mahal, dan rumit. “Di situlah tekfin syariah dapat mengambil peran; menghadirkan layanan remitansi Asia Tengah melalui aplikasi,” tulis Abdullo Kurbanov dan Zuhursho Rahmatulloev, pendiri Alif Holdings dalam Bloomberg Tax.