TECH

Waspadai Peningkatan Virus Trojan pada Aplikasi Keuangan

Serangan meningkat hingga 65 persen di kuartal kedua 2021.

Waspadai Peningkatan Virus Trojan pada Aplikasi KeuanganKantor Pusat Kaspersky, Moscow, Rusia. (ShutterStock/Tatiana Belova)

by Bayu Pratomo Herjuno Satito

08 September 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, dalam laporannya menunjukkan serangan virus Trojan mobile banking di kawasan Asia tenggara meningkat hingga 60 persen pada kuartal II-2021. Virus ditengarai menyusup via aplikasi keuangan saat pengguna sedang sibuk berbelanja daring. Akibatnya, akses mobile banking pun terbajak dan uang yang ada di rekening pengguna rawan dirampok secara daring.

Hal ini sangat berbahaya. Padahal, menurut laporan e-Conomy SEA 2020 rilisan Google, Temasek, dan Bain, sektor e-commerce di Indonesia justru mengalami peningkatan hingga 54 persen dengan capaian US$32 miliar saat pandemi. Artinya, masyarakat cukup bergantung pada teknologi belanja secara daring.

General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, mengungkap bahwa program virus ini memang terlihat seperti aplikasi keuangan resmi. Oleh sebab itu, ia mengimbau semua pengguna teknologi internet untuk menggunakan solusi keamanan dalam menghadapi serangan seperti virus Trojan mobile banking.

“Ketika korban memasukkan kredensial untuk mengakses rekening bank mereka, penyerang kemudian mendapatkan akses ke informasi pribadi itu,” kata Yeo.

Sepintas tentang QakBot, virus Trojan cerdas yang berbahaya

Ilustrasi virus Trojan.Ilustrasi virus Trojan. (ShutterStock/Alexander Limbach)

Berawal dari 2007, Trojan menjadi virus yang cukup populer dan terus dikembangkan. Kini, Trojan dalam varian QakBot telah menjadi salah satu yang mengancam dunia perbankan. Tujuan utamanya adalah untuk mencuri kredensial perbankan, seperti, login, kata sandi, dan lainnya.

Selain itu, mengutip keterangan securelist.com, QakBot juga berfungsi untuk memata-matai operasi keuangan, memperbanyak diri, dan memasang ransomware untuk memaksimalkan pendapatan dari organisasi yang disusupi.

Hingga kini, QakBot terus berkembang dengan lebih banyak kemampuan dan teknik baru, seperti logging keystrokes, fungsi backdoor, dan teknik menghindari deteksi. Bahkan QakBot mampu mencuri email dari perangkat yang diserang. Email-email ini kemudian digunakan dalam berbagai kampanye rekayasa sosial terhadap pengguna di daftar kontak email korban.

Peningkatan kasus QakBot hingga 65 persen

Hacker.Hacker. (ShutterStock/Ozrimoz)