Jakarta, FORTUNE – Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, menyampaikan pendapatnya soal sejumlah tantangan global yang telah memberikan dampak ke bisnis ataupun industri. Salah satunya mengenai pekerja digital yang kian dibutuhkan seiring ikhtiar digitalisasi.
Dalam acara Indonesia Milennial and Gen Z-Summit di The Tribata Jakarta, Kamis (29/9), Askandar mengutip laporan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang menunjukkan pada lima tahun mendatang akan ada 85 juta pekerjaan yang hilang karena digantikan oleh mesin dan algoritme. Namun, menurut laporan sama, akan muncul 97 juta pekerjaan baru di masa depan.
“Jadi harusnya kayaknya enggak perlu dikhawatirkan gitu ya. Yang muncul lebih banyak. Tapi ternyata tidak demikian karena skillset yang ada itu belum memenuhi kebutuhan jumlah pekerjaan yang akan muncul baru tersebut,” ujar Ketua Forum Human Capital ini dalam sesi The Future of Work and Education.
Menurutnya, ini menjadi tantangan baik bagi industri, lembaga pendidikan, dan pemerintah untuk mengisi gap tersebut. Dia menyatakan tentu saja fokusnya mengarah ke pekerja di bidang IT serta digital.
Askandar pun mengatakan di lingkungan BUMN secara keseluruhan jumlah pekerja digital masih mencapai 1 persen dari total pekerja. Menurutnya, angka tersebut jelas masih jauh ketimbang target Kementerian BUMN yang mencapai 20 persen.
“Jadi gap-nya masih luar biasa, tapi terbuka kesempatan buat para teman-teman millennial dan gen Z untuk mengisi posisi-posisi di IT dan digital di masing-masing BUMN,” ujarnya.