Imbas Masalah Rantai Pasok, Saham Apple dan Tesla Kompak Melorot

Jakarta, FORTUNE – Saham dua raksasa teknologi Amerika Serikat, yakni Apple dan Tesla, kompak melemah di tengah isu rantai pasok akibat kebijakan karantina wilayah demi mengendalikan Covid-19 di Cina.
BBC melansir, Kamis (29/12), bahwa saham Apple telah mencapai titik terendahnya sejak Juni 2021. Kemudian, nilai saham Tesla anjlok 73 persen dari rekor tertinggi pada November 2021. Diduga saham kedua perseroan ini jatuh karena meningkatnya kekhawatiran tentang penundaan lini produksinya di Cina.
Apple dan Tesla telah berjuang untuk mempertahankan produksinya di Cina di tengah pembatasan kegiatan terkait pengendalian Covid-19 selama berminggu-minggu. Di sisi lain, karantina wilayah itu berujung pada krisis pekerja.
Pemerintah Cina mengumumkan bakal mencabut aturan karantina ketat bagi para turis pada Januari 2023. Hal tersebut dianggap pertanda positif bagi banyak investor. Pasalnya, masalah rantai pasok akan sedikit mereda mulai tahun depan.
Namun, investor global juga berhati-hati menjelang kenaikan suku bunga tambahan, perlambatan ekonomi global, dan perang di Ukraina. Mengingat lonjakan kasus Covid-19 di Cina, analis mengatakan produksi akan membutuhkan waktu untuk sekali lagi mengalami peningkatan.
“Pabrik-pabrik akan mengalami kekurangan tenaga kerja setidaknya selama 4-6 minggu saat gelombang [Covid] melewati daerah produksi mereka, dan tentunya sebagian besar pekerja migran akan kembali ke desa asal mereka untuk Tahun Baru Imlek pada akhir Januari,” kata Kepala Ekonom di The Economist Intelligence Unit, Simon Baptist. "Produksi tampaknya tidak mungkin kembali normal di China hingga akhir Februari."