Kelola 14 Juta Invoice, Paper Bukukan Nilai Transaksi Rp57 Triliun

- Paper telah mengelola dan memproses lebih dari 14 juta invoice, dengan nilai transaksi mencapai Rp57 triliun.
- Co-Founder & CEO Paper, Yosia Sugialam, menyatakan bahwa bisnis yang bertahan adalah yang paling adaptif terhadap perubahan.
- Paper UNFOLD 2025 menjadi momentum penting bagi Paper untuk memperkenalkan wajah barunya dan membantu pelaku usaha beradaptasi dengan berbagai perubahan.
Jakarta, FORTUNE – Paper, platform invoicing B2B di Indonesia, telah mengelola dan memproses lebih dari 14 juta invoice dan mencatat transaksi senilai US$3,7 miliar atau sekitar Rp57 triliun. Pencapaian itu diraih dengan kepercayaan lebih dari 700.000 pelaku usaha di seluruh Indonesia.
Hal itu diungkapkan Co-Founder & CEO Paper, Yosia Sugialam, pada pagelaran Paper UNFOLD 2025. Forum bisnis dan teknologi berskala nasional ini mempertemukan lebih dari 1.000 pelaku usaha, profesional, investor, hingga pemangku kepentingan lintas industri untuk bersama-sama menavigasi arah masa depan bisnis Indonesia.
“Sejak Paper berdiri delapan tahun lalu, pihaknya belajar dari ratusan ribu pelaku usaha di berbagai sektor bahwa bisnis yang bertahan bukanlah yang tumbuh paling cepat, melainkan yang paling adaptif terhadap perubahan,” kata Yosia di Jakarta, Rabu (15/10).
Paper luncurkan logo dan wajah baru

Selain diskusi panel, Paper UNFOLD juga menjadi momentum penting bagi Paper untuk memperkenalkan wajah barunya. Ia menyatakan, transformasi yang dijalani bukan hanya tentang evolusi bisnis dan operasional Paper, tetapi juga wujud komitmen untuk meningkatkan dampak nyata bagi pelaku usaha berbagai sektor.
“Paper UNFOLD kami hadirkan untuk membantu pelaku usaha beradaptasi dengan berbagai perubahan, mengambil keputusan berbasis data, sehingga dapat mengembangkan bisnis yang lebih tangguh, tanpa kehilangan nilai - nilai legacy yang baik,” kata Yosia.
Sementara itu, Nadya Prasetyo, Head of Brand & Marketing Paper, menambahkan bahwa kebutuhan pasar yang terus berkembang, transformasi ini sejalan dengan semangat ekonomi digital Indonesia yang tengah tumbuh pesat. Dengan demikian, semakin banyak inisiatif hadir untuk memperkuat daya saing UMKM dan mempercepat digitalisasi.
“Rebranding ini bukan sekadar perubahan visual, melainkan refleksi dari semangat agility dan adaptasi yang menjadi DNA Paper. Identitas baru ini terinspirasi dari semangat pengguna kami: modern, adaptif, dan relevan. Fokus tetap sama yaitu menghadirkan solusi nyata yang membantu bisnis lebih efisien, berdaya saing, dan siap ekspansi,” jelas Nadya.
Di sisi lain, kolaborasi dalam Paper UNFOLD 2025 juga diperluas melalui dukungan berbagai mitra strategis seperti BCA, BRI, Bank Mandiri, LogiFrame, Xero, lebih dari 30 perusahaan multinasional. Sinergi ini menjadikan UNFOLD bukan hanya forum wacana, melainkan ruang aksi nyata yang bisa melahirkan inisiatif bisnis baru.