TECH

Lepas Kepemilikan Saham, Jack Ma Tak Lagi Kuasai Ant Group

Kabar pelepasan saham berkenaan dengan tindakan regulator.

Lepas Kepemilikan Saham, Jack Ma Tak Lagi Kuasai Ant GroupJack Ma, pendiri Alibaba, saat bertemu dengan PM Thailand selama kunjungan ke Thailand untuk mengumumkan investasi grup. Shutterstock/feelphoto
09 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Jack Ma, pendiri Ant Group, dikabarkan akan melepas kepemilikan saham mayoritasnya di perusahaaan tersebut. Miliarder dari Cina itu berarti takkan lagi menjadi pengendali utama Ant Group. Kemungkinan langkah itu diambil demi menanggapi tindakan keras pemerintah Cina terhadap Jack Ma dan perusahaannya belakangan.

BBC melansir, Minggu (8/1), Jack Ma langsung atau tidak langsung mengendalikan lebih dari 50 persen saham Ant Group. Namun, setelah struktur tata kelola berubah, pria berusia 58 itu nantinya hanya menggengam 6 persen saham Ant.

Dalam keterangan resminya, manajemen Ant Group menyatakan perubahan tersebut akan membuat perusahaan itu tidak lagi memiliki pengendali utama.

“Sebagai hasil dari penyesuaian tersebut, struktur kepemilikan saham Ant Group akan lebih transparan dan terdiversifikasi, yang akan memfasilitasi perkembangan perusahaan yang stabil,” kata manajemen seperti dilansir dari Financial Tems.

Ant Group merupakan perusahaan yang menjalankan Alipay, layanan pembayaran online utama di Cina, dan telah mengalahkan layanan pembayaran uang tunai, cek, dan kartu kredit. Perusahaan itu memiliki afiliasi dengan Alibaba Group, raksasa e-commerce yang didirikan oleh Jack Ma.

Nasib Jack Ma

Jack Ma sudah lama tidak terlihat di muka umum sejak mengkritik sektor keuangan Cina pada 2020. Menyusul kecaman itu, rencana Ant Group untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pun gagal.

Pada November 2020, Ant berencana melantai di bursa saham dengan target dana mencapai US$26 miliar, dan dianggap akan menjadi IPO terbesar dunia. Namun, regulator membatalkannya pada menit-menit terakhir dengan mengutip "masalah utama" dalam pengaturan perusahaan.

Beberapa analis melihatnya sebagai upaya pemerintah Cina untuk merendahkan perusahaan yang telah menjadi terlalu kuat dan pemimpin yang terlalu blak-blakan.

Intervensi peraturan datang setelah Jack Ma mengatakan pada konferensi keuangan bahwa bank tradisional memiliki "mentalitas pegadaian". Dia juga memuji manfaat sistem perbankan digital, dan menekankan bahwa keputusan pinjaman pada masa mendatang harus didasarkan pada data, bukan agunan.

Setelah Ant Group gagal IPO, Jack Ma menghilang selama tiga bulan dan memicu munculnya spekulasi tentang keberadaannya. Dia sempat muncul ke publik, tapi menghindari sorotan media.

Jack Ma semakin banyak menghabiskan waktunya di luar Cina. Terakhir, pria itu dikabarkan tinggal di Tokyo selama berbulan-bulan.

Langkah Ant Group

Jack Ma mengendalikan Ant Group melalui sahamnya,serta bertindak bersama pemegang saham lain.

Namun, manajemen Ant Group mengatakan pemegang saham telah setuju untuk tidak lagi bertindak bersama saat menggunakan hak suara dan hanya akan memilih secara independen. Meski demikian, manajemen menyebutkan kepentingan ekonomi pemegang saham tidak akan berubah.

"Kepergian Jack Ma dari Ant Financial, perusahaan yang ia dirikan, menunjukkan tekad kepemimpinan Cina untuk mengurangi pengaruh investor swasta besar," kata Andrew Collier, Direktur Pelaksana Orient Capital Research kepada BBC.

Ant Group harus melakukan restrukturisasi selama dua tahun terakhir, dan menuntaskan masalah yang belum terselesaikan, termasuk peningkatan lebih lanjut basis modal unit pinjaman konsumennya, mendapatkan lisensi yang sesuai untuk unit penilaian kreditnya, serta mendapatkan persetujuan untuk rencananya dalam berubah menjadi perusahaan induk keuangan.

Analis mengatakan perubahan kepemilikan saham akan mewakili langkah yang signifikan untuk proses "perbaikan" yang diminta regulator keuangan utama Cina.

Li Chengdong, kepala think-tank internet Haitun, mengatakan penyerahan kendali perusahaan itu mungkin menunjukkan kesimpulan dari penyelidikan peraturan terhadap Jack Ma dan Ant Group.

"Langkah selanjutnya adalah mulai berbicara tentang IPO, tetapi kemungkinan di Cina daratan mungkin tidak tinggi. Hong Kong lebih mungkin karena regulator domestik memprioritaskan IPO 'hard tech' dan masih belum mendorong kelompok fintech," katanya kepada Financial Times.

Sementara itu, Ant Group menyatakan sampai saat ini belum ada rencana IPO, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Related Topics