TECH

Platform NFT OpenSea PHK Besar-Besaran, 20 Persen Pekerja Jadi Korban

Penjualan NFT mengalami penurunan.

Platform NFT OpenSea PHK Besar-Besaran, 20 Persen Pekerja Jadi KorbanIlustrasi Lokapasar NFT. Shutterstock/Rokas Tenys
15 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – OpenSea mengumumkan langkah efisiensi pekerja secara besar-besaran, dengan sekitar 20 persen dari jumlah pekerjanya menjadi korban. 

“Kami membuat keputusan yang sangat menyedihkan dan sulit untuk mengurangi ukuran tim kami,” begitu pernyataan resmi CEO OpenSea, Devin Finzer, seperti dikutip dari laman artnews.com, Jumat (15/7).

Sebelum pemutusan hubungan kerja (PHK), OpenSea memiliki sekitar 275 karyawan. Dengan pemangkasan 45 pekerja, jumlah karyawannya saat ini tinggal 230 orang.

Meski begitu, David mengeklaim perseroan bakal memberikan pesangon, tunjangan kesehatan, serta benefit lain bagi karyawan didepak. “Kami juga akan membantu penempatan kerja dan membuka jaringan pribadi kami untuk mendukung mereka semampu kami,” ujarnya, seperti dilansir dari Fortune.com.

Padahal, OpenSea pada Januari mengantongi pendanaan seri C mencapai US$300 juta atau sekitar Rp4,5 triliun. Dengan demikian, total valuasi platform aset digital ini mencapai US$13 miliar atau Rp195 triliun.

Sementara, Devin Finzer, bersama dengan salah satu pendiri Alex Attalah, baru-baru ini ditahbiskan sebagai miliarder pertama NFT, dengan kekayaan masing-masing US$2,2 miliar atau Rp33 triliun.

Jangka panjang

Ilustrasi koleksi NFT olahraga. Shutterstock/Maurice NORBERT

Kondisi musim dingin kripto menjadi alasan di balik keputusan efisiensi tersebut. Deving menyebutkan soal kemungkinan buruknya kinerja pasar aset kripto dalam jangka panjang, serta ketidakpastian ekonomi yang lebih luas.

“Kami perlu mempersiapkan perusahaan untuk kemungkinan penurunan yang berkepanjangan,” katanya.

OpenSea merupakan platform NFT teratas berdasarkan volume perdagangan dengan nilai penjualan hingga US$31 miliar atau Rp466 triliun, menurut laporan dari pelacak data blockchain DappRadar.

Akan tetapi, permintaan terhadap NFT telah turun tajam belakangan, dan penjualan di OpenSea turun hingga setengahnya dalam sebulan terakhir. Harga rata-rata NFT di pasarnya turun sekitar 40 persen, menurut DappRadar.

Dikutip dari Reuters, Data OpenSea, Rabu (6/7), menunjukkan penjualan bulanan NFT pada Juni hanya US$700 juta atau turun dari US$2,6 miliar pada bulan sebelumnya. Padahal, penjualan aset digital ini sempat mencapai puncak tertinggi pada Januari dengan nilai transaksi US$5 miliar.

Pada akhir bulan lalu, penjualan NFT secara rata-rata turun menjadi US$412 dari US$1.754 pada akhir April, menurut Nonfungible.com, pelacak penjualan di jaringan blokchain Ethereum dan Bitcoin.

Pun demikian, OpenSea menyusul perusahaan aset digital lain yang melakukan kebijakan serupa. Perusahaan aset kripto, seperti Coinbase, crypto.com, dan Gemini semuanya mengumumkan PHK pada bulan lalu. Sementara, perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) Three Arrows Capital bahkan tengah dalam proses likuidasi.

Related Topics