TECH

Riset: Meski PHK Teknologi, Permintaan Talenta Digital Tetap Tinggi

86 persen founder masih berencana merekrut pekerja.

Riset: Meski PHK Teknologi, Permintaan Talenta Digital Tetap Tinggiilustrasi karyawan di perusahaan (freepik.com/Tirachardz)
04 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan rintisan di Asia Tenggara ternyata masih kesulitan untuk merekrut pekerja digital, meski belakangan banyak terjadi PHK startup, menurut riset dari Glints dan Monk’s Hill Ventures. Permintaan akan talenta teknologi dan data dikatakan tetap tinggi baik dari perusahaan rintisan maupun konvensional.

Nikkei Asia melansir, Jumat (4/4), laporan Glints dan Monk’s Hill Ventures ini menyebutkan startup masih terkendala dalam mempekerjakan talenta digital karena tidak sanggup menawarkan gaji yang kompetitif.

Padahal, sekitar 86 persen pendiri dari perusahaan rintisan mengatakan masih akan menambah jumlah karyawannya tahun ini, terutama pekerja pada bidang engineering dan data science.

“Permintaan akan talenta teknologi terus tinggi karena kami melihat peningkatan permintaan dari sektor tradisional, seperti sektor perbankan dan ritel, saat mereka mendigitalkan bisnisnya," kata Co-Founder dan CEO Glints, Oswald Yeo, kepada Nikkei Asia.

Tahun lalu, Sea Limited, raksasa teknologi yang berbasis di Singapura, memecat lebih dari 7.000 karyawan. Sementara, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, perusahaan teknologi dari Indonesia, memangkas 12 persen pekerjanya karena pertumbuhan yang melambat dan kekhawatiran akan resesi.

Perusahaan teknologi besar AS dengan kehadiran di kawasan, seperti Google, induk Facebook Meta, dan Amazon, juga telah memangkas jumlah karyawannya.

Laporan Glints dan Monk’s Hill Ventures ini didasarkan atas analisis terhadap lebih dari 10.000 poin data dari lowongan pekerjaan perusahaan rintisan di Indonesia, Singapura, dan Vietnam. Riset tersebut juga mengandalkan jajak pendapat terhadap lebih dari 500 perusahaan di sejumlah negara tersebut.

Pekerjaan paling dicari

Ilustrasi Startup/ Shutterstock wowomnom

Menurut penelitian itu, engineering merupakan pekerjaan yang paling dicari di tiga negara tersebut. Posisi seperti vice president of engineering bahkan diperkirakan dapat beroleh gaji pokok tahunan mencapai US$235.200.

Setelahnya, pekerjaan yang diburu serta mendapatkan bayaran tertinggi berkenaan dengan keterampilan produk, seperti data khusus

"Kami masih melihat kesenjangan yang cukup besar dalam penawaran dan permintaan," kata General Partner, Justin Nguyen, mitra umum dari Monk's Hill Ventures, kepada Nikkei Asia. Di Vietnam, misalnya, diperkirakan terdapat kebutuhan sekitar 100.000 engineer setiap tahun.

Di sisi lain, riset tersebut memperkirakan para pekerja teknologi tahun ini takkan mengalami kenaikan gaji yang besar. Di Indonesia, tingkat kenaikan gajinya hanya 10 persen, turun dari 25–40 persen dalam beberapa tahun terakhir. Sedangkan, di Singapura dan Vietnam masing-masing kenaikannya hanya 15 persen dan 10 persen.

"Bagi banyak startup, ini adalah waktu krisis," kata laporan tersebut.

Demi menarik ketertartikan talenta digital, tidak sedikit perusahaan rintisan memberikan bonus saham kepada karyawan. Buktinya, 86 persen perusahaan menawarkan rencana kepemilikan saham karyawan (ESOP).

Tetapi laporan tersebut mengatakan bahwa ini terbatas pada sepertiga dari responden, terutama para manajer dan eksekutif senior.

Related Topics