TECH

Survei: Isu Keamanan Siber Jadi Prioritas Pemimpin Bisnis Asean

Pebisnis menambah anggaran keamanan siber.

Survei: Isu Keamanan Siber Jadi Prioritas Pemimpin Bisnis AseanIlustrasi keamanan siber. Shutterstock/Gorodenkoff
25 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Palo Alto Networks baru saja merilis hasil survei mengenai isu keamanan siber di wilayah Asia Tenggara. Dalam jajak pendapat terbarunya itu, perusahaan keamanan siber global tersebut menyatakan para pemimpin bisnis di Asean menjadikan keamanan siber sebagai prioritas.

“Dengan transformasi digital yang cepat dan peningkatan risiko terkait di negara ini, organisasi di Indonesia perlu lebih waspada, tidak hanya dalam menerapkan langkah-langkah keamanan siber, tetap juga dalam menyesuaikan investasi dan strategi mereka,” kata Adi Rusli, Country Manager of Indonesia Palo Alto Networks, dalam acara Virtual Media Briefing, Kamis (24/3).

Survei Palo Alto Networks tertuang dalam studi bertajuk State of Cybersecurity in Asean, dilakukan terhadap kurang lebih 500 pelaku bisnis di Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand pada November 2021.

Berikut perincian hasil survei tersebut beserta rekomendasinya.

1. Keamanan siber jadi prioritas

Ilustrasi keamanan siber.
Ilustrasi keamanan siber. (Pixabay/Pete Linforth)

Keamanan siber telah menjadi prioritas dalam agenda pertemuan dewan atau pemimpin teratas bisnis Asia Tenggara. 92 persen responden memiliki kepercayaan akan masalah keamanan siber.

74 persen pemimpin bisnis turut berkeyakinan bahwa kepemimpinannya telah memberikan perhatian lebih kepada keamanan siber. Kondisi itu tampak dari sekitar 46 persen yang membahas masalah keamanan siber di tingkat dewan setiap kuartalnya.

Menurut jajak pendapat sama, para pemimpin bisnis juga telah mengambil tindakan konkret untuk meningkatkan kemampuan keamanan siber. Sebanyak 96 persen organisasi memiliki tim IT internal khusus. Selain itu, 68 persen responden mengaku berencana meningkatkan anggaran keamanan siber pada 2022.  

“Di Indonesia sendiri, bisnis juga memiliki keprihatinan khusus mengenai anggaran keamanan sibernya saat ini. 67 persen pelaku bisnis di Indonesia berencana untuk meningkatkan anggaran keamanan siber mereka pada 2022,” ujarnya.

2. Budaya kerja baru membawa tantangan keamanan siber

ilustrasi : proses kerja notaris
Shutterstock/YP_Studio

Related Topics