Pertamina Gandeng ExxonMobil Garap Teknologi Rendah Karbon

Jakarta, FORTUNE - Dua perusahaan energi international, ExxonMobil dan PT Pertamina (Persero), sepakat bekerja sama dalam urusan pengembangan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS). Komitmen itu diambil saat perwakilan kedua perusahaan bertemu di sela-sela perhelatan konferensi perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia.
Akad disaksikan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri BUMN, Erick Thohir, Wakil I Menteri BUMN Pahala N. Mansury, dan Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
Pertamina bakal mengembangkan penerapan teknologi rendah karbon untuk mencapai net-zero emission (NZE). Teknologi CCS diaplikasikan melalui penerapan proses injeksi CO2 di wilayah kerja Pertamina.
Proyek CCUS akan beroperasi pada 2026
Dalam pengurangan emisi di sektor hulu, Pertamina menginisiasi beberapa proyek CCUS pada lapangan migas dengan potensi pengurangan karbon dioksida hingga 18 juta ton. Salah satu pengembangannya berlaku di Lapangan Gundih, Cepu, Jawa Tengah. Pengembangan itu akan terintegrasi dengan teknologi enhanced gas recovery (EGR) dan berpotensi mengurangi sekitar 3 juta ton CO2 dalam 10 tahun, selain meningkatkan produksi migas. Proyek direncanakan beroperasi pada 2026.
“Penerapan teknologi CCUS merupakan bagian dari agenda transisi energi menuju energi bersih yang tengah dijalankan Pertamina. Teknologi rendah karbon ini akan mendukung keberlanjutan bisnis Pertamina di masa depan,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangan resminya (2/11).
Tantangan dalam pengembangan CCUS terletak pada nilai investasi yang besar dan nilai keekonomian yang belum ideal. Dalam menjawab tantangan ini, Pertamina terus melakukan sinergi dan kerja sama dengan berbagai perusahaan migas dunia sehingga dapat mengakselerasi implementasi CCUS melalui transfer technology, pengembangan bersama dan peningkatan kapasitas.