Beban Membengkak, Laba Harum Energy (HRUM) Tergerus 64% di 2024

Jakarta, FORTUNE - Laba bersih emiten pertambangan PT Harum Energy Tbk (HRUM) anjlok pada 2024. Mengapa demikian?
Dikutip dari laporan keuangan per akhir 2024, laba bersih HRUM berjumlah US$54,07 juta, tergerus 64,20 persen (YoY) dari US$151,04 juta pada 2023. Padahal, pendapatan Harum Energy melonjak 39,97 persen (YoY) dari US$918,88 juta menjadi US$1,30 miliar.
Salah satu penyebabnya adalah beban yang membengkak. Per akhir 2024, beban pokok pendapatan dan beban langsung Harum Energy meroket 86,34 persen (YoY) dari US$543,12 juta menjadi US$1,01 miliar.
Tak hanya itu, beban keuangan perseroan juga mengembang 436,96 persen (YoY) menjadi US$32,54 juta dari sebelumnya hanya US$6,06 juta. Itu karena biaya yang terkait dengan fasilitas kredit melonjak dari US$4,66 juta menjadi hampir US$19,03 juta. Begitu ppula dengan beban bunga dari pinjaman yang naik menjadi US$12,72 juta pada 2024, dari US$1,09 juta pada 2023.
Dari segi neraca keuangan, aset Harum Energy mencapai US$2,57 miliar. Angka itu lebih tinggi dari aset perseroan pada akhir 2023, yakni US$1,63 miliar.
Sementara itu, liabilitas HRUM pada akhir 2024 berjumlah US$791,88 juta, meningkat dari US$458,38 juta dari 2023. Demikian pula dengan ekuitas yang naik dari US$1,17 miliar menjadi US$1,78 miliar.
Saham HRUM tercatat melonjak 7,44 persen ke harga Rp650 pada akhir perdagangan Kamis (10/4). Dikutip dari IDX Mobile, volume transaksi atas saham HRUM mencapai 15,4 juta unit saham. Nilai transaksinya setara dengan Rp10,0 miliar; sedangkan frekuensi transaksinya mencapai 2.950 kali.
Pembalikan harga itu terjadi setelah saham HRUM melemah dua hari berturut-turut setelah libur lebaran, dengan tingkat koreksi 11,51 persen (8 April) dan 1,63 persen (9 April). Adapun, dalam sebulan terakhir, harga HRUM telah tertekan 15,58 persen.