Black Diamond Resources (COAL) Gali Peluang Masuk Tambang Mineral

Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan batu bara, PT Black Diamond Resources Tb (COAL), menjajaki peluang untuk masuk ke bisnis pertambangan mineral.
Direktur Utama Black Diamond Resources, Donny Janson Manua, mengatakan, secara khusus, perseroan tengah mempertimbangkan melebarkan segmen bisnsi ke tambang mineral yang berkaitan dengan energi baru terbarukan (EBT).
Apakah rencana itu akan dilakukan melalui akuisisi? "Belum tentu dengan cara mengakuisisi, bisa dengan hal lainnya juga," kata Donny dalam paparan publik insidentil COAL, Rabu (10/12).
Dari segi bisnis batu bara, perseroan menargetkan untuk meningkatkan produksi batu bara pada 2026 agar dapat melampaui target produksi di 1 juta ton per tahun. Saat ini, perseroan baru merealisasikan produksi batu bara sebesar 60 persen dari target tahunan.
Sejalan dengan itu, COAL pun akan memperkuat efisiensi dalam seluruh bidang operasional sebagai strategi dari hasil penurunan harga jual batu bara dibandingkan dengan periode 2023-2024. "Khususnya dengan memprioritaskan penambangan di daerah dengan rasio stripping (SR) yang lebih rendah," ujar Donny.
Secara nasional, target produksi batu bara pada 2026 diperkirakan kurang dari 700 juta ton. Hal tersebut dilandasi oleh proyeksi produksi batu bara nasional yang hanya mencapai sekitar 750 juta ton pada 2025.
Selama Januari-September 2025 saja, volume produksi batu bara nasional terkoreksi 15 persen (YoY) menjadi 509 juta ton. Volume ekspor pun menurun 4,7 persen (YoY) menjadi sekitar 285,2 juta ton karena pelemahan permintaan dari Cina dan India. Itu buntut dari kenaikan produksi batu bara domestik di masing-masing negara itu, serta transisi ke energi bersih.
International Energy Agency (IEA) pun memproyeksikan permintaan batu bara global pada tahun depan relatif stagnan di sekitar 8,78 miliar ton (-0,2 persen, YoY) dari estimasi 2025. Suplai juga diprediksi turun 1,4 persen (YoY).
Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) menilai, hal tersebut akan berdampak negatif terhadap sektor pertambangan batu bara dan emitennya pada 2026.


















