Bos Agung Sedayu Group Aguan Komentari Ketegangan Tarif Dagang AS

- Kebijakan tarif dagang Trump berdampak luas ke sektor properti dan industri lain di Indonesia.
- Presiden Trump menunda penerapan tarif impor tahap lanjutan, membuka ruang negosiasi dengan Indonesia.
- Aguan, bos Agung Sedayu Group, tetap optimistis terhadap potensi cerah industri properti di tengah situasi global yang penuh tekanan.
Jakarta, FORTUNE - Kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mencuri perhatian, bahkan hingga ke kalangan pelaku industri properti di Tanah Air. Salah satu tokoh penting yang turut memberikan pandangannya adalah Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal dengan panggilan Aguan, nahkoda Agung Sedayu Group (ASG).
Saat ditemui di Kantor Kementerian Perumahan dan Permukiman Rakyat (PKP) di Jakarta, Rabu (16/4), Aguan mengatakan dampak dari kebijakan kontroversial tersebut tidak hanya dirasakan oleh sektor properti, melainkan juga merambah ke berbagai lini industri lainnya.
“Saya rasa semua sektor juga kena, karena ini keadaan geopolitik, bukan Indonesia saja. Semua dunia kena. Jadi, kita mesti sama-sama hadapi itu,” ujar Aguan menanggapi pertanyaan soal tarif Trump.
Pemerintahan Trump memberlakukan tarif timbal balik yang cukup signifikan, yakni sebesar 32 persen, untuk produk-produk asal Indonesia yang memasuki pasar Amerika Serikat. Angka ini tercatat lebih tinggi dibandingkan tarif yang dikenakan kepada negara-negara maju lainnya seperti Jepang (24 persen), Uni Eropa (20 persen), dan Korea Selatan (25 persen).
Kebijakan ini sontak menimbulkan kekhawatiran pada berbagai sektor, termasuk sektor properti yang sangat bergantung pada komponen impor dan memiliki sensitivitas tinggi terhadap dinamika perekonomian global.
Namun, angin segar sempat berembus ketika Presiden Trump memutuskan untuk menunda implementasi tarif impor tahap lanjutan yang semula dijadwalkan berlaku efektif per 9 April. Penundaan ini diberikan selama 90 hari dan mencakup 75 negara, meskipun Tiongkok tidak termasuk dalam daftar tersebut.
Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat juga membuka pintu untuk dialog. Presiden Prabowo Subianto bahkan telah menugaskan sejumlah menteri kabinet untuk melakukan kunjungan kerja ke Washington DC pada rentang 16 - 23 April. Agenda utama dari kunjungan ini adalah melakukan negosiasi terkait besaran tarif yang dikenakan kepada Indonesia.
Meskipun dampak dari kebijakan tarif Trump terasa cukup luas, Aguan memilih mempertahankan pandangan yang optimistis. Ia memiliki keyakinan penuh bahwa pemerintah Indonesia sedang berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan solusi terbaik bagi bangsa.
“Saya rasa pemerintah sedang berjalan. Saya rasa semua bisa selesai buat kita,” ujarnya.
Menyikapi harapan terhadap sektor properti di tengah tekanan ekonomi global yang tidak menentu, Aguan dengan tegas menyatakan bahwa industri ini masih menyimpan potensi pertumbuhan yang menjanjikan.
“Kita mesti selalu optimistis,” katanya.
.