BUSINESS

1 Barel Berapa Liter? Ini Dia Cara Menghitungnya

Sering digunakan dalam industri migas

1 Barel Berapa Liter? Ini Dia Cara MenghitungnyaIlustrasi barel minyak (unsplash/Robert Laursoo)
19 March 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Seperti yang diketahui, industri minyak dan gas merupakan salah satu sektor penting dana pemenuhan kebutuhan energi dan bahan baku industri, mulai dari industri manufaktur hingga kebutuhan rumah tangga membutuhkan sumber daya tersebut.

Dalam industri minyak dan gas, satuan barel kerap dipakai untuk mengukur jumlah volume produksi. Biasanya, minyak mentah atau gas ditampung dalam sebuah wadah seperti tong raksasa untuk memudahkan menetapkan ukuran standar produksi.  

Namun, tidak sedikit yang mungkin masih awam mengenai satuan tersebut. Tak jarang, pertanyaan mengenai “1 barel berapa liter?” muncul di tengah masyarakat. 

Lantas, bagaimana cara mengetahui konversi dari barel ke liter? Ini dia cara mengukur dan penjelasan lengkapnya.

Mengenal satuan barel dalam industri migas

Sebelum menjawab pertanyaan “1 barel berapa liter?”, ketahui terlebih dahulu mengenai satuan barel itu seperti apa. Barel atau bbl merupakan singkatan dari blue barrel atau diterjemahkan menjadi tong biru. 

Dalam konteks Industri Migas dan sejenisnya, barel menjadi satuan tersebut lazim dipakai untuk mengukur volume produksi. 

Awalnya, satuan tersebut cukup banyak dipakai di Amerika Serikat untuk memudahkan para produsen untuk pendisbustrian dan perdagangan hasil produksinya. Seiring berjalannya waktu, barel sudah menjadi standar pengukuran dan harga Minyak Bumi serta minyak mentah dunia. 

Meskipun begitu, Amerika Serikat yang lebih sering menggunakan istilah pengukuran tersebut sehingga ukuran barel cukup familier dipakai untuk mengukur volume minyak mentah atau minyak bumi.

Sejarah satuan barel

Satuan barel ini muncul pada tahun 1866 di ladang minyak Pennsylvania. Ladang minyak tersebut ditemukan oleh Edwin L. Drake pada tahun 1859. Sejak itu, eksplorasi minyak bumi pun dilakukan di wilayah tersebut.

Kala itu, Pennsylvania merupakan pemimpin industri minyak minyak tanah. Banyak produk yang diperjualbelikan untuk memenuhi permintaan akan bahan bakar lampu dari minyak tanah. 

Standarisasi pengukuran produksi minyak belum ada karena ini pengangkutan minyak masih diangkat dalam tong atau barel. Ada banyak jenis yang dipakai mulai dari tong kayu, tong bir,  hingga tong untuk menampung ikan. Artinya, ukuran setiap wadah tersebut berbeda-beda. 

Kemudian, sebuah asosiasi bernama Worshipful Company of Coopers berhasil membuat sebuah wadah atau tong kedap air yang mampu menampung sekitar 42 galon atau setara dengan 300 pon. Wadah tersebut kerap dijadikan wadah standar untuk menampung beberapa barang bersifat cair, seperti anggur, sabun, hingga mentega. 

Hadirnya inovasi tersebut kemudian digunakan untuk komoditas lainnya. Minyak bumi salah satunya. Karena terisi pas, tong tersebut dianggap lebih praktis untuk mengangkut produksi minyak. Di tahun 1866, barel merupakan ukuran standar dalam industri migas. 

Standar tersebut kemudian diadopsi oleh perusahaan minyak Standard Oil Company pada tahun 1872. Dari situ, standar 42 galon dijadikan standar resmi dan menjadi bagian penting dalam industri perminyakan Amerika Serikat. 

Untuk memenuhi permintaan akan wadah tersebut, Standard Oil Company membuat tong yang dapat menampung 42 galon. Agar produknya dikenal, mereka mewarnai barel tersebut dengan warna biru. Dari sinilah, banyak yang menganggap bahwa istilah bbl atau blue barrel muncul dari penggunaan warna tersebut.

Related Topics