Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cetak Sejarah, Afiliasi Pertamina Operasikan PLTS Hibrida 24 Jam Pertama di Filipina

1000539932.jpg
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 197 megawatt peak (MWp) dengan dukungan battery energy storage system (BESS) 320 megawatt hour (MWh) resmi beroperasi di Provinsi Batangas, Filipina. Diresmikan langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. pada Senin (15/9). (Dok. Pertamina)
Intinya sih...
  • PLTS Pertamina NRE beroperasi di Filipina, pasok listrik 158,3 ribu rumah tangga.
  • PLTS ini memiliki dukungan penyimpanan baterai (BESS) hingga 320 MWh dan menjadi PLTS hibrida sekaligus baseload pertama di Filipina.
  • CREC mencatatkan hasil positif secara finansial dengan pendapatan sebesar 2,66 miliar peso.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), perusahaan afiliasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), mencatatkan tonggak sejarah baru dalam transisi energi di Asia Tenggara dengan meresmikan operasionalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas total 197 megawatt peak (MWp) di Provinsi Batangas, Filipina. Proyek ini merupakan PLTS hibrida baseload pertama di negara tersebut yang siap memasok listrik bersih secara berkelanjutan untuk 158.300 rumah tangga.

Keunggulan utama fasilitas ini adalah kemampuannya beroperasi tanpa henti, bahkan saat matahari tidak bersinar. Hal ini dimungkinkan oleh dukungan teknologi penyimpanan baterai (BESS) berkapasitas 320 megawatt hour (MWh).

“Dengan dukungan BESS, fasilitas ini menjadi PLTS hibrida sekaligus baseload pertama di Filipina, yang artinya PLTS ini mampu memasok listrik bersih secara kontinu 24 jam sehari, 7 hari seminggu,” ujar CEO Pertamina NRE, John Anis, dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (19/9).

Proyek energi surya ini terbagi di dua lokasi, yakni di Lumbangan dengan kapasitas 125 MWp dan di Luntal sebesar 72 MWp. Secara keseluruhan, PLTS Batangas diperkirakan mampu menekan emisi karbon hingga 265.933 ton CO₂e per tahun. Angka ini setara dengan manfaat penyerapan karbon dari penanaman lebih dari 12 juta pohon setiap tahunnya, sejalan dengan aspirasi Pertamina dalam mendorong transisi energi di kawasan ASEAN.

Peresmian operasionalisasi ini menjadi awal dari target besar CREC menambah kapasitas terpasang sebesar 1 GW per tahun selama lima tahun ke depan, dengan target total 5 GW.

Ambisi ekspansi tersebut turut didukung oleh kinerja keuangan perusahaan yang solid. Pada semester I-2025, CREC membukukan pendapatan sebesar 2,66 miliar peso atau sekitar Rp755,44 miliar, sebuah capaian yang meningkat 28 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Pertumbuhan positif juga tecermin pada EBITDA yang meningkat 22 persen menjadi 932 juta peso (sekitar Rp264,69 miliar). Sementara itu, laba bersih perusahaan bahkan melonjak 38 persen mencapai 630 juta peso (setara Rp178,92 miliar), yang utamanya didorong oleh peningkatan penjualan listrik.

Langkah strategis ini diperkuat oleh kepemilikan saham Pertamina NRE pada CREC. Pertamina NRE telah mengakuisisi 20 persen saham CREC pada 18 Juni 2025, menandai komitmen kuat dalam ekspansi bisnis energi terbarukan di tingkat regional.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Business

See More

Pengeboran Sumur Kayuara-20 Rampung, Produksi Blok Kampar Bisa Tembus 100 Bph

19 Sep 2025, 12:58 WIBBusiness