BUSINESS

23 Perusahaan Tambang Antre Investasi Hilirisasi Capai US$30,9 Miliar

Dalam tahap menunggu perizinan dan konstruksi.

23 Perusahaan Tambang Antre Investasi Hilirisasi Capai US$30,9 MiliarFoto udara aktivitas pengolahan nikel (smelter) yang berada di Kawasan Industri Virtue Dragon Nickel Industrial (VDNI) di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (14/12/2021). ANTARA FOTO/Jojon/foc.
by
08 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan 23 perusahaan raksasa dalam negeri maupun luar negeri masuk dalam pipeline hilirisasi tambang hingga 2026 dengan total nilai US$30,9 miliar atau sekitar Rp483 triliun. Perusahaan tersebut sedang dalam tahap konstruksi atau menunggu persetujuan perizinan.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kemenko Marves, Septian Hario Seto, mengatakan nilai tersebut berada di berbagai sektor termasuk hilirisasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Pipeline ini bukan hanya oret-oretan di atas kertas," ujarnya dalam Forum Kemitraan Investasi 2022 yang disiarkan secara virtual pada kanal YouTube BKPM, Rabu (7/12).

Ia menegaskan banyak perusahaan yang sudah berproses, mengajukan perizinan, hingga menunggu persetujuan untuk mendapatkan fasilitas. Bahkan, Septian mengatakan realisasinya kemungkinan sanggup mencapai 80 persen dari total pipeline.

Dengan besarnya investasi tersebar di seluruh Indonesia, ia berharap kolaborasi investasi yang masuk dengan UMKM daerah juga meningkat.

Program hilirisasi nikel menjadi besi dan baja, serta bahan baku baterai telah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan nilai ekspor. Bahkan, hingga Oktober 2022 kontribusi turunan ekspor nikel mencapai US$28,3 miliar.

"Sampai akhir tahun kami estimasikan angkanya bisa dekati US$33 miliar. Ini suatu sangat signfikan," katanya.

Perincian pipeline 23 perusahaan hingga 2026

Kalimantan

1. Anugrah Barokah Cakrawala senilai US$453 juta

2. Adaro Alumunium Indonesia senilai US$2 miliar

3. Tongkum Petrochemical Indonesia senilai US$9,9 miliar

Sulawesi

4. HPAL Pomalaa (Vale-Ford-Huayou) senilai US$3,5 miliar

5. CNGR Pomalaa New Energy Materials senilai US$1,2 miliar

6. Zhongtsing New Energy senilai US$787 juta

7. QMB HPAL Expansion senilai US$777 juta

8. BTR Anode Project senilai US$478 juta

9. Chengkok Lithium Project senilai US$350 juta

10. IKIP HPAL Project senilai US$2,75 miliar

Maluku

11. HPAL Sonic Bay (Eramet-BASF) senilai US$2,2 miliar

12. Huasan Nickel Cobalt senilai US$2,08 miliar

13. CNGR Xingquan New Energy senilai US$502 juta

14. CNGR Xingqiu New Energy senilai US$500 juta

15. CNGR Xinxin New Energy senilai US$488 juta

16. Niccle Metal Industry senilai US$460 juta

17. Maluku Utara Metal Industry senilai US$437 juta

18. Jaman New Energy senilai US$428 juta

19. Chengmach Nickel Indonesia senilai US$424 juta

20. Universe Smelters Metal Industri senilai US$417 juta

21. Westrong Metal Industri senilai US$389 juta

22. Jade Bay Metal Industri senilai US$256 juta

23. Halmahera Persada Legend Expansion senilai US$1,2 miliar

Related Topics