Kekayaan Djoko Susanto, Pemilik Alfamart yang Akuisisi Lawson

- Djoko Susanto tengah menjadi sorotan, termasuk harta kekayaannya terbaru.
- Melalui Alfamart, Djoko Susanto mengakuisisi PT Lancar Wiguna Sejahter senilai Rp200,45 miliar untuk memperkuat portofolio bisnisnya.
- Perusahaan yang awalnya hanya menjual rokok ini berkembang menjadi jaringan minimarket terbesar di Indonesia dengan strategi ekspansi agresif dan sistem waralaba yang efisien.
Siapa yang tak tahu Alfamart? Minimarket berlogo merah ini hampir ada di seluruh Indonesia.
Di balik kesuksesan jaringan ritel ini, ada sosok yang bernama Djoko Susanto. Ia adalah pendiri sekaligus pemilik Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT. Terbaru, Alfamart mengakuisisi Lawson sebagai bentuk ekspansi bisnis.
Kabar tersebut memicu rasa penasaran publik. Siapa Djoko Susanto dan berapa harta kekayaannya? Berikut informasi lenglap mengenai Djoko Susanto yang perlu Anda ketahui.
Harta kekayaan Djoko Susanto saat ini
Berkat keberhasilan membangun bisnis ritel yang menyasar kebutuhan masyarakat luas, Djoko Susanto menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Menurut data terbaru Forbes per 15 Mei 2025, kekayaannya tercatat sebesar US$ 3,4 miliar atau sekitar Rp55 triliun. Di level global, ia berada di peringkat ke-1.102 orang terkaya dunia.
Langkah terbaru Djoko melalui Alfamart adalah memperkuat portofolio bisnis dengan mengakuisisi PT Lancar Wiguna Sejahter. Perusahaan tersebut merupakan pemegang lisensi waralaba Lawson di Indonesia. Sebelumnya, Lawson berada di bawah kendali MIDI sebagai anak usaha.
Akuisisi senilai Rp200,45 miliar itu mengalihkan hampir 1,5 miliar saham MIDI ke AMRT. Hal ini menjadikan Lawson langsung berada di bawah struktur induk Alfamart.
Perjalanan karier Djoko Susanto
Djoko Susanto atau Kwok Kwie Fo dikenal sebagai pengusaha tangguh. Ia lahir dari keluarga sederhana.
Djoko sudah akrab dengan dunia perdagangan sejak kecil. Setelah sempat bekerja di perusahaan perakitan radio, ia merasa tidak cocok dan memilih berhenti sekolah.
Saat itu, ia memilih membantu ibunya mengelola toko kelontong bernama Toko Sumber Bahagia di kawasan Petojo, Jakarta. Warung kecil tersebut menjual kebutuhan sehari-hari, tapi lama-kelamaan fokus pada penjualan rokok dan menjadi mitra penting pabrikan rokok Gudang Garam.
Ketekunan dan kemampuan membaca pasar serta kedekatannya dengan pelanggan membuat usaha keluarga tersebut tumbuh pesat. Pada akhir 1980-an, Djoko telah menjadi salah satu distributor terbesar rokok Gudang Garam di Jakarta.
Lahirnya Alfamart
Titik balik perjalanan bisnis Djoko terjadi saat bertemu dengan Putera Sampoerna, petinggi PT HM Sampoerna pada akhir 1986. Melihat potensi besar dalam diri Djoko, Sampoerna mengangkatnya sebagai direktur penjualan.
Djoko mengemban tanggung jawab untuk mendistribusikan rokok, termasuk merek baru yang saat itu belum dikenal, yaitu Sampoerna A Mild. Dalam rangka mendukung distribusi rokok tersebut, Djoko dan Putera Sampoerna mendirikan PT Alfa Retailindo pada 1989.
Mereka mengubah gudang milik Sampoerna di Jl. Lodan, Jakarta Utara, menjadi Toko Gudang Rabat dengan investasi awal sebesar Rp2 miliar.
Dari yang awalnya hanya menjual rokok, toko ini berkembang menjadi pusat perbelanjaan yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga. Alhasil, Gudang Rabat kemudian menjamur ke berbagai kota besar.
Pada 1999, Djoko dan mitranya mulai mengembangkan konsep minimarket melalui peluncuran toko pertama di Karawaci, Tangerang.
Brand Alfamart resmi digunakan pada 2003 dan pertumbuhan toko pun semakin cepat. Strategi ekspansi agresif dan sistem waralaba yang efisien membawa Alfamart menjadi salah satu jaringan minimarket terbesar di Indonesia.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga melantai di Bursa Efek Indonesia dan menarik perhatian investor nasional maupun global.
Pada 2007, Djoko juga mengembangkan Alfamidi, format toko yang lebih besar dengan pilihan produk yang lebih lengkap, melalui PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI).
Regenerasi dan peran keluarga
Meski Djoko Susanto sudah tidak terlibat langsung dalam manajemen harian sejak satu dekade lalu, perusahaan tetap berada dalam kendali keluarganya. Berikut anggota keluarga yang ikut mengelola perusahaan.
Feny Djoko Susanto adalah putri Djoko Susanto yang menjabat sebagai Presiden Komisaris AMRT sejak 2014.
Budiyanto Djoko Susanto adalah anak bungsu yang menjadi Komisaris.
Hanto Djoko Susanto adalah putra sulung yang memimpin lini properti grup melalui Alfaland.
Demikian perjalanan karier sekaligus harta kekayaan terbaru Djoko Susanto, pemilik Alfamart yang mengakuisisi Lawson. Semoga informasi ini bermanfaat!