Komoditas Sawit Sumbang Devisa RI US$25,61 miliar

- Kelapa sawit sumbang penerimaan devisa RI US$25,61 miliar
- Ekspor kelapa sawit mencapai 38,23 juta ton pada tahun 2023
- Palmex Indonesia 2025 diharapkan dapat menghadirkan teknologi pengolahan kelapa sawit untuk meningkatkan nilai jualnya
Jakarta, FORTUNE - Kelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang menyumbang devisa sebanyak US$25,61 miliar bagi Indonesia. Pada 2023, volume ekspor sawit tercatat sebesar 38,23 juta ton. Hal itu terungkap dalam pameran Palmex Indonesia 2025 mengusung tema "Palm Oil 4.0: Digitalization for a Sustainable industry" di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
“Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Dengan besarnya potensi dan keunggulan dari kelapa sawit, industri ini memiliki peranan yang sangat penting dalam ekonomi Indonesia,” kata Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Heru Tri Widarto, Rabu (14/5).
Palmex diharap atasi permasalahan industri sawit nasional

Heru menambahkan, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia selaku negara utama pengekspor minyak kelapa sawit adalah sebagian besar yang diekspor masih dalam bentuk bahan mentah dengan nilai jual rendah.
“Meski Indonesia sebagai negara utama produsen minyak sawit, Indonesia belum mampu membentuk harga minyak sawit dunia. Untuk itu, kehadiran acara seperti Palmex Indonesia 2025 ini sangat membantu dalam menghadirkan teknologi pengolahan kelapa sawit sehingga bisa meningkatkan nilai jualnya,” kata Heru.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat 4,95 persen, sementara produk domestik bruto pada sektor pertanian dan perkebunan tumbuh positif di 1,69 persen. Komoditas kelapa sawit menjadi salah satu motor penggerak pada kedua sektor tersebut.
Ekspor minyak sawit tembus US$14,43 miliar

Sementara itu, data Kementerian Perdagangan, hingga September 2024 mencatat bahwa ekspor nonmigas mencapai US$181,14 miliar, dengan ekspor lemak dan minyak nabati, termasuk minyak sawit, menyumbang US$14,43 miliar. Angka ini semakin menegaskan bahwa industri sawit merupakan pilar utama dalam perekonomian nasional.
Sementara itu, CEO Fireworks Trade Media Group, Kenny Yong berharap Palmex Indonesia 2025 bukan hanya sebagai pameran teknologi, tetapi juga sebagai platform kolaboratif bagi seluruh ekosistem industri kelapa sawit mulai dari produsen, penyedia teknologi, hingga pembuat kebijakan. Dengan lebih dari 300 peserta pameran dari 30 negara berpartisipasi dalam pameran ini.
“Kami juga menghadirkan program-program unggulan seperti konferensi industri, seminar teknis, dan sesi interaktif untuk mendorong diskusi dan transfer pengetahuan. Target kami adalah memperkuat posisi Palmex Indonesia sebagai ajang paling berpengaruh di Asia untuk teknologi kelapa sawit, sekaligus mendukung upaya global menuju industri sawit yang lebih hijau dan inovatif,” kata Kenny.