Jakarta, FORTUNE - Raksasa otomotif dan energi asal Amerika Serikat, Tesla, telah meneken kontrak senilai US$4,3 miliar dengan perusahaan Korea Selatan, LG Energy Solution (LGES), untuk penyediaan baterai lithium besi fosfat (LFP) yang akan digunakan dalam sistem penyimpanan energi (energy storage systems/ESS).
Informasi ini disampaikan oleh seorang sumber yang mengetahui kesepakatan tersebut, meskipun LGES sendiri tidak secara gamblang mengungkap nama Tesla sebagai mitra kontraknya, mengingat adanya klausul kerahasiaan.
“Sesuai perjanjian kami, kami tidak dapat mengungkapkan identitas pelanggan karena kewajiban kerahasiaan,” kata LGES kepada Reuters, yang dikutip dari laporannya, Rabu (30/7).
Baterai LFP yang dimaksud akan dipasok dari fasilitas produksi LGES di Michigan, Amerika Serikat. Langkah ini sejalan dengan strategi Tesla yang sebelumnya disampaikan oleh Kepala Keuangannya, Vaibhav Taneja, pada April lalu. Saat itu, Taneja mengatakan tarif tinggi AS terhadap produk Cina sangat berpengaruh pada lini bisnis energi Tesla karena sebagian besar baterai LFP masih berasal dari negeri Tirai Bambu.
"Kami juga akan berupaya mengamankan rantai pasokan tambahan dari pemasok non-Tiongkok, tetapi itu akan membutuhkan waktu," kata Taneja.
Baterai ESS buatan Cina yang diimpor ke AS dilaporkan akan dikenakan tarif 40,9 persen, yang diperkirakan akan naik menjadi 58,4 persen tahun depan. Produsen baterai Korea telah mendorong produksi sel ESS lokal di AS untuk menghindari dampak kebijakan tarif Trump.