Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Prabowo Minta Danantara Gabung Proyek Baterai EV Huayou dan CATL

antarafoto-ratas-hilirisasi-baterai-kendaraan-listrik-1747964842.jpg
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kiri) bersama Menteri Investasi/Kepala BPKM Rosan Roeslani memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (22/5). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Intinya sih...
  • Prabowo meminta Danantara bergabung dalam proyek baterai EV dengan Huayou dan CATL, sebagai komitmen pemerintah untuk menguasai rantai nilai industri kendaraan listrik secara menyeluruh di Indonesia.
  • Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegosiasi porsi kepemilikan saham Indonesia hingga 50 persen dalam proyek tersebut, dengan struktur kepemilikan menempatkan BUMN Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas pada sektor hulu.
  • Huayou resmi mengambil alih posisi sebagai pemimpin konsorsium dalam Proyek Titan, sementara CATL akan mengembangkan industri baterai kendaraan listrik hingga ke tahap daur ulang baterai di Indonesia.

Jakarta, FORTUNE - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk turut serta dalam proyek baterai kendaraan listrik yang digarap bersama dua raksasa industri Cina: Huayou dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Prabowo menyampaikan instruksi tersebut dalam sebuah rapat terbatas yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/5), bersama jajaran menteri terkait.

Rapat tersebut secara khusus membahas kelanjutan hilirisasi industri baterai EV (electric vehicle), termasuk peralihan investasi dari konsorsium LG ke Huayou dan perkembangan kerja sama dengan CATL.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan masuknya Danantara ke dalam dua proyek besar ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi lokasi tambang, tapi juga pemain utama dalam ekosistem baterai kendaraan listrik.

“Sejak ada Danantara, pendanaan proyek ini bisa kami bantu. Proyek ini menjanjikan, baik dari sisi return investasi maupun penciptaan lapangan kerja,” kata Rosan dalam konferensi pers di Istana Merdeka yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/5).

Menurut Rosan, keterlibatan Danantara mencakup seluruh mata rantai industri, mulai dari hulu (pertambangan) hingga hilir (produksi baterai).

Ia menyebut pendekatan ini sebagai satu “grand package” yang menyatukan ekosistem baterai EV secara utuh di dalam negeri. Pemerintah berharap Indonesia dapat menguasai rantai nilai industri kendaraan listrik secara menyeluruh.

“Dengan ini, the whole ecosystem dari mining sampai ke baterainya ini akan terjadi di dalam satu, kita bilangnya green package. Atau satu ekosistem dari baik yang deal yang akan berjalan dengan Huayou maupun dengan CATL,” ujar Rosan.

Menegosiasi porsi kepemilikan saham Indonesia

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan keterlibatan Danantara pada proyek baterai EV pimpinan Huayou dan CATL merupakan langkah strategis demi meningkatkan porsi kepemilikan saham Indonesia dalam dua proyek tersebut.

“Ada arahan Bapak Presiden kita akan memaksimalkan untuk di atas 40 persen bahkan sampai dengan 50 persen. Tapi itu semua dalam proses negosiasi. Tapi yang sudah firm, sekarang adalah di angka 51 persen di hulu,” ujar Bahlil.

Selain itu, Bahlil menyatakan struktur kepemilikan proyek ini menempatkan BUMN Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas pada sektor hulu. Ia juga menegaskan isu keluarnya LG dari proyek adalah keliru.

“Saya ingin mengatakan bahwa itu tidak benar. Yang benar itu adalah saya sebagai Ketua Satgas waktu itu, kemudian memutuskan untuk membatalkan apa yang dilakukan oleh LG karena terlalu lama. Dan kemudian saya sama Pak Rosan bersama-sama rapat dengan Pak Erick, untuk kita mencari penggantinya yaitu Huayou. Kira-kira ini informasi yang clear,” kata Bahlil.

Huayou resmi mengambil alih posisi sebagai pemimpin konsorsium dalam Proyek Titan, menggantikan LG Energy Solution (LGES).

Dalam proyek yang nilainya mencapai US$9,8 miliar atau setara dengan Rp165,3 triliun ini, Huayou akan bekerja sama dengan PT Indonesia Battery Corporation (IBC), yang merupakan perusahaan induk dari New Energy Materials, serta tiga BUMN lainnya: PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina, dan PT PLN.

Walaupun LGES sudah tidak lagi terlibat dalam konsorsium proyek baterai kendaraan listrik tersebut, perusahaan asal Korea Selatan ini sebelumnya telah menggelontorkan investasi US$1,2 miliar untuk membangun fasilitas produksi baterai di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas tersebut dirancang dengan kapasitas awal 10 gigawatt hour (GWh).

Bahlil menyatakan pemerintah menargetkan prosesi peletakan batu pertama (groundbreaking) Proyek Titan akan dilakukan sebelum Agustus 2025.

Sementara itu, keterlibatan CATL dalam Proyek Dragon dijalankan melalui anak perusahaannya, Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL). Bersama IBC, CBL akan mengembangkan industri baterai kendaraan listrik hingga ke tahap daur ulang baterai. Proses daur ulang ini akan memanfaatkan baterai bekas dari kendaraan listrik maupun sistem penyimpanan energi (energy storage system) berbasis energi terbarukan.

Di tahap pertama, CBL akan membangun fasilitas produksi sel baterai di Halmahera Timur. Selanjutnya, pada tahap kedua, mereka akan mengembangkan fasilitas pengolahan nikel sulfat, precursor, katoda, hingga sel baterai di Kawasan Industri Kalimantan Utara, termasuk membangun pabrik khusus untuk mendaur ulang baterai. Pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut ditargetkan mulai dilakukan pada 2025.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us