MBMA Lakukan Penjualan Perdana Bahan Baku Baterai Listrik

- PT MBMA melakukan penjualan perdana mixed hydroxide precipitate (MHP) yang diproduksi oleh PT ESG New Energy Material.
- Pabrik HPAL PT ESG dirancang untuk memproduksi 30.000 ton nikel MHP per tahun.
- MBMA semakin memperkuat perannya dalam rantai pasok global industri baterai, sejalan dengan visinya untuk mendukung transformasi energi berkelanjutan.
Jakarta, FORTUNE - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan pengiriman perdana mixed hydroxide precipitate (MHP) yang diproduksi oleh PT ESG New Energy Material (PT ESG).
PT ESG merupakan perusahaan patungan berbasis teknologi high-pressure acid leach (HPAL) antara MBMA dan GEM Co., Ltd (GEM).
Setelah beroleh izin usaha industri (IUI) pada Februari 2025, PT ESG menyelesaikan pengiriman pertama sebanyak 6.500 metrik ton nikel dalam bentuk MHP pada Maret 2025. Pengiriman ini menjadi langkah awal dari rangkaian ekspor yang dijadwalkan berlangsung sepanjang tahun.
Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, mengatakan penjualan perdana ini menandai keberhasilan perusahaan dalam menyelesaikan proyek sesuai jadwal dan memperkenalkan bahan baku baterai berkualitas tinggi ke pasar global.
“Dengan meningkatnya permintaan bahan baterai, MBMA berada dalam posisi strategis untuk memanfaatkan tren transisi energi global dan memperkuat perannya sebagai pemasok utama industri baterai kendaraan listrik,” ujar Teddy dalam keterangan resmi, Jumat (14/3).
Pabrik HPAL PT ESG dirancang untuk memproduksi 30.000 ton nikel MHP per tahun. Train 1, yang memiliki kapasitas 20.000 ton per tahun, telah beroperasi sejak pertengahan Desember 2024 dan berhasil mencapai atau melampaui target produksinya.
Sementara itu, Train 2, dengan kapasitas 10.000 ton per tahun, saat ini dalam tahap uji coba dan ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal II-2025.
Untuk menjamin pasokan bahan baku yang stabil dan efisien, MBMA mengandalkan tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) sebagai sumber utama bijih limonit bagi PT ESG.
Proyek pembangunan feed preparation plant (FPP) di tambang SCM terus berjalan sesuai rencana untuk mendukung pengiriman bijih limonit ke fasilitas PT ESG di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mulai paruh kedua 2025.
MBMA juga tengah mempersiapkan operasionalisasi pabrik HPAL kedua yang dikelola oleh PT Meiming New Energy Material (PT Meiming) dengan kapasitas produksi 25.000 ton nikel MHP per tahun.
Sementara itu, pabrik HPAL ketiga di bawah PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC), yang memiliki kapasitas produksi 90.000 ton nikel MHP per tahun, masih dalam tahap konstruksi dan dijadwalkan mulai beroperasi pada pertengahan 2026.
Dengan ekspansi ini, MBMA semakin memperkuat perannya dalam rantai pasok global industri baterai, sejalan dengan visinya untuk mendukung transformasi energi berkelanjutan.