ANTM Siapkan Belanja Modal Rp7 Triliun, Genjot Proyek Baterai EV dan Smelter

- ANTM siapkan belanja modal Rp7 triliun untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik dan proyek smelter.
- Perusahaan optimistis kembali mencetak rekor penjualan emas setelah penjualan emas 2024 mencapai 43,78 ton.
- Pendapatan bersih ANTM melonjak 203 persen pada kuartal I-2025 menjadi Rp26,15 triliun, dengan penjualan emas berkontribusi dominan sebesar Rp21,61 triliun.
Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp7 triliun untuk 2025. Dana jumbo dari anak usaha holding BUMN tambang MIND ID ini akan difokuskan mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) dan menyelesaikan proyek strategis.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTM, Arianto Sabtonugroho Rudjito, memerinci alokasi investasi tersebut.
"Sebagian besar anggaran diarahkan untuk proyek-proyek strategis, seperti pembangunan rantai pasok baterai EV dan penyelesaian fasilitas smelter alumina di Mempawah, Kalimantan Barat," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (12/6).
Untuk mendukung ekspansi besar ini, ANTM memiliki fundamental keuangan yang sangat solid. Arianto menegaskan perseroan memiliki ruang pendanaan yang luas karena neracanya bersih dari pinjaman bank.
"Posisi keuangan Antam sangat kuat. Kami saat ini tidak memiliki utang bank, sehingga cukup fleksibel untuk menjajaki pembiayaan eksternal guna menopang ekspansi tahun ini," kata Arianto.
Kepercayaan diri ANTM juga ditopang oleh kinerja operasional yang cemerlang, terutama dari segmen emas. Setelah membukukan rekor penjualan tertinggi sepanjang sejarah pada 2024 sebesar 43,78 ton, penjualan emas pada kuartal I-2025 kembali meroket 93 persen secara tahunan menjadi 13.739 kilogram.
Kinerja impresif ini berdampak langsung pada pendapatan bersih ANTM yang mencapai Rp26,15 triliun pada kuartal I-2025, melonjak 203 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang mencapai Rp8,62 triliun. Penjualan emas menjadi kontributor utama dengan nilai Rp21,61 triliun.
Di luar emas, ANTM juga telah mengantongi izin Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk produksi bijih nikel sebesar 16,9 juta wet metric ton (wmt) dan bauksit sebanyak 3,5 juta wmt untuk 2025.
"Seperti yang kami publikasikan dalam laporan kuartal pertama, kami telah memiliki kontrak untuk menyerap seluruh kuota produksi tersebut tahun ini," ujar Arianto.