BUSINESS

Demi Perbaiki Kinerja, Garuda Jalin Kerja Sama dengan Emirates

Pemerintah Indonesia berupaya keras agar Garuda tak pailit.

Demi Perbaiki Kinerja, Garuda Jalin Kerja Sama dengan EmiratesShutterstock/Mas Jono

by Luky Maulana Firmansyah

05 November 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan akan terus mendorong perbaikan kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kini, maskapai BUMN tersebut telah meneken kerja sama dengan perusahaan penerbangan internasional yakni Emirates.

Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir, Garuda Indonesia melakukan kerja sama code sharing dengan Emirates dalam pelayanan rute luar negeri. Kerja sama ini memungkinkan para pelanggan Garuda Indonesia bisa menjelajahi rute internasional melalui Emirates.

Erick berharap melalui kerja sama ini maskapai pelat merah tetap memiliki value di mata pelanggannya. Hal ini juga diharapkan mendukung upaya perusahaan fokus ke rute domestik.

"Bagaimanapun juga, kami tidak bisa tinggal diam, bukan? Yang namanya usaha dan mencari solusi harus tetap dipikirkan. Termasuk juga menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis penerbangan domestik Garuda," kata Erick dalam keterangan resmi, Kamis (04/11)

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, juga mengatakan kerja sama tersebut akan membuat perusahaan semakin berkonsentrasi pada rute dalam negeri. “Tapi bukan berarti kami enggak terbang internasional. Hanya terbatas,” kata Irfan kepada Fortune Indonesia, Jumat (5/11).

Irfan belum bisa membeberkan secara konkret bentuk kerja sama tersebut akan seperti apa. Menurutnya, itu masih dalam tahap nota kesepahaman/MOU dan detailnya menyusul. Namun, ia optimistis kerja sama ini bisa mendorong perbaikan kinerja perusahaan.

Progres restruktrurisasi

Erick dalam kesempatan sama juga mengatakan bahwa ikhitar restrukturisasi Garuda Indonesia terus berjalan. Berdasarkan catatan Kementerian BUMN, saat ini utang maskapai pelat merah tersebut mencapai US$7 miliar atau setara Rp101,5 triliun (asumsi kurs Rp14.500).  

“Negosiasi utang Garuda yang mencapai US$7 miliar karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi lagi dinegosiasikan dengan para lessor. Kami tetap berusaha membuka opsi-opsi lain, paling tidak, agar bisa membantu pemulihan Garuda," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan upaya restrukturisasi Garuda Indonesia mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Menurutnya, pemerintah tidak ingin maskapai nasional (flag carrier) tersebut bangkrut.

"Saya harus menekankan bahwa pemerintah tidak ingin membuat Garuda Indonesia bangkrut. Apa yang kami cari adalah penyelesaian utang baik di luar proses pengadilan atau melalui proses pengadilan," kata pria yang akrab disapa Tiko ini, Rabu (3/11).

Menurut Tiko, saat ini manajemen Garuda Indonesia tengah dalam pembicaraan dengan para kreditornya untuk merestrukruisasi utang. Upaya ini diharapkan mencapai kesepakatan pada kuartal kedua tahun depan.

Armada berkurang

Sementara itu, VP Corporate Secretary & Investor Relations Garuda Indonesia, Mitra Piranti, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan jumlah armada perusahaan berkurang seiring pengembalian kepada beberapa lessor.

Saat ini Garuda Indonesia hanya mengoperasikan sebanyak 119 pesawat sewaan. Jumlah itu berkurang dari 136 unit pesawat yang disewa pada Juni 2021. Sedangkan, maskapai BUMN ini hanya memiliki 6 unit pesawat milik sendiri.

Mitra juga mengatakan, perusahaan memastikan akan terus melakukan renegosiasi sewa pesawat dengan para lessor. Ini merupakan bagian dari upaya restrukturisasi.