- Apakah Nestle perusahaan asal Swiss?
Ya, Nestle merupakan perusahaan multinasional asal Swiss yang memiliki kantor pusat di Vevey, Swiss, dan beroperasi di lebih dari 188 negara. - Apakah Nestle Indonesia bagian dari Nestle?
Ya, Nestle Indonesia merupakan anak perusahaan dari Nestle, yang mulai beroperasi pada tahun 1971. - Apa saja produk Nestle?
Produk Nestle sangat bervariasi mencakup minuman seperti Nescafe dan Milo, sereal seperti Koko Krunch dan Honey Stars, bumbu masakan seperti Maggi, cokelat seperti Kitkat, serta produk nutrisi anak seperti Dancow dan Cerelac.
Nestle akan PHK 16.000 Karyawan secara Global, Efisiensi?

- Nestle akan memangkas 16.000 pekerja secara global, setara dengan 6% dari total karyawan.
- Keputusan ini merupakan bagian dari inisiatif efisiensi besar-besaran yang sedang diupayakan perusahaan.
- Nestle berupaya untuk memulihkan kinerja perusahaan dan menahan tekanan investor karena kenaikan biaya, peningkatan utang, serta beban tarif impor AS.
Perusahaan raksasa makanan dan minuman global, Nestle mengumumkan akan memangkas 16.000 karyawan secara global. Keputusan pemangkasan pekerja tersebut diumumkan oleh CEO Nestle yang baru, Philipp Navratil pada Kamis (16/10).
Pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sejumlah karyawan disebut sebagai langkah awal dalam upaya efisiensi biaya dan mengembalikan kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Berikut penjelasan mengenai langkah Nestle PHK 16.000 karyawan global yang kini jadi sorotan.
Nestle akan memangkas 16.000 pekerja secara global
Dilansir berbagai sumber, produsen KitKat, Nespresso, dan Maggi ini akan melakukan PHK pada total 16.000 karyawan di seluruh dunia. Jumlah ini setara dengan 6 persen dari total karyawan Nestle.
Ada 12.000 posisi kantor pusat (white-collar) yang akan dipangkas dalam dua tahun ke depan, ditambah 4.000 posisi tambahan di sektor manufaktur dan rantai pasok. Keputusan ini merupakan bagian dari inisiatif efisiensi besar-besaran yang sedang diupayakan perusahaan.
Navratil menjelaskan bahwa perusahaan sedang menaikkan target efisiensi dari 2,5 miliar franc Swiss menjadi 3 miliar franc Swiss atau sekitar 3,77 miliar dolar AS atau Rp62,5 triliun (kurs Rp16.587 per dolar AS) pada akhir 2027.
Ada krisis manajemen yang belum terjadi sebelumnya
Keputusan Nestle PHK 16.000 karyawan secara global merupakan langkah yang tidak mudah. Namun, Nestle harus berubah lebih cepat untuk beradaptasi di tengah perubahan dunia.
Saham Nestle sempat meroket sekitar 8 persen pada awal perdagangan setelah pengumuman tersebut. Keputusan tersebut ternyata muncul di tengah krisis manajemen yang dinilai belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada awal September 2025, Nestlé memecat CEO Laurent Freixe akibat skandal dengan salah satu rekan kerjanya. Navratil menggantikan Laurent Freixe. Selain itu, Ketua Dewan Paul Bulcke juga mundur lebih awal dari posisinya dan digantikan oleh mantan CEO Inditex, Pablo Isla.
Nestle berupaya untuk memulihkan kinerja perusahaan dan menahan tekanan investor
Perusahaan yang berpusat di Swiss ini sedang berupaya untuk memulihkan pertumbuhan penjualan dan menahan tekanan dari investor karena kenaikan biaya, peningkatan utang, serta beban tarif impor AS.
Analis Bernstein menilai bahwa kinerja Nestle pada kuartal III 2025 menjadi pendorong langkah transformasi perusahaan dan menyebut pemangkasan karyawan sebagai kejutan yang signifikan.
Adapun Nestle membukukan pertumbuhan volume penjualan sebesar 1,5 persen pada kuartal III 2025. Angka tersebut jauh di atas prediksi analis yang hanya 0,3 persen. Pencapaian Nestle ini memberikan ruang bagi Navratil untuk memperkuat strategi pertumbuhan baru berbasis volume.
Dalam hal ini, perusahaan juga tengah melakukan kajian strategis terhadap bisnis air minum dalam kemasan, minuman premium, serta vitamin dan suplemen dengan tingkat pertumbuhan rendah.
Kinerja Nestle sepanjang tahun 2025
Nestle disebut tengah mempertahankan panduan kinerja tahun 2025 dengan memproyeksikan pertumbuhan organik meningkat dibandingkan 2024. Margin laba operasi diprediksi berada di kisaran 16 persen atau lebih tinggi, dan minimal 17 persen untuk jangka menengah.
Perkiraan tersebut juga sudah mencakup kenaikan tarif impor AS sebesar 39 persen terhadap produk Swiss yang efektif berlaku pada Agustus 2025. Dalam upaya efisiensi biaya, sekitar 700 juta franc Swiss akan direalisasikan pada tahun 2025, sementara sebagian besar diproyeksikan pada 2026-2027.
Perusahaan Swiss ini juga melaporkan pertumbuhan penjualan organik sebesar 4,3 persen pada kuartal III 2025, jauh di atas prediksi analisi sebesar 3,7 persen. Kenaikan harga pada produk kopi dan permen berkontribusi besar pada pertumbuhan tersebut, sementara pasar China masih menjadi hambatan utama.
CFO Nestle, Anna Manz, menyebut bahwa strategi distribusi di China terlalu agresif dan kurang membangun permintaan konsumen.
Demikian rangkuman mengenai keputusan Nestle PHK 16.000 karyawan secara global demi efisiensi. Semoga bermanfaat!